Bawaslu Maluku Gelar Ngobrol Pemilu 2019 Bersama Penikmat Kopi di Ambon

Politik

Ambon,Maluku – Bawaslu Provinsi Maluku gelar Ngobrol Pemilu 2019 Bersama Penikmat Kopi di Kota Ambon, Selasa (6/11/2018).

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program kerja Bawaslu Maluku dalam mencapai Pemilu 2019 yang bersih dan bermartabat.

Digelar bersama puluhan tamu Rumah Kopi Mekar di Jalan Samratulangi, Bawaslu Maluku berhasil menghadirkan Wakil Ketua KPID Provinsi Maluku, Nia Nofida, fungsionaris Aliansi Jurnaslis Indonesia (AJI) kota Ambon, Tajudin Buano dan salah satu Pimpinan Bawaslu Maluku Kordiv SDM, Dr. H. Subair Abdullah serta Fahrul Kaisuku, Wartawan media online selaku pembawa acara.

Memulai ngobrol bersama penikmat tersebut, Pimpinan Bawaslu, Dr. Hj. Subair memaparkan panjang lebar perihal tugas dan fungsi Bawaslu.

Dikatakan, Bawaslu Maluku telah meluncurkan tagline utama guna mengawal Pemilu 2019 mendatang. Tagline yang diluncurkan yakni, Pemilu Bersih dan Bermartabat.

“Bersih artinya, suara pemilih murni dari hati nurani. Bukan hasil manipulasi atau rekayasa dan paksaan. Sementara Martabat yakni, keberanian seperti sikap keberimanan. Jika pemilih peroleh keberanian maka akan memiliki harga diri. Sikap bermartabat membuat tidak mudah untuk dibujuk,” tegas Subair.

Subair mengakui, dari data yang dikantongi pihaknya, menyebutkan pada tahun 2017, Maluku masuk urutan ke-2 Pemilu paling rawan di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 2018 pada momentum Pilkada serentak, Maluku menempati posisi   ke-4 pemilu terawan.

“Itu artinya ada penurunan angka kerawanan. Kita upayakan 2019 harus benar-benar turun bahkan keluar dari zona kategori pilkada terawan di Indonesia,” tegas Subair.

Dikatakan, guna  Pemilu 2019 yang Bersih dan Bermartabat di Provinsi Maluku, Bawaslu Maluku akan terus melakukan sosialisasi dan menyetuh sejumlah kalangan di Maluku.

Sementara itu, Tajudin Buano, fungsionaris yang juga wartawan politik di kantor Media Ambon Ekspres lebih condong membahas peran media mengawal Pemilu 2019.

Tajudin mengakui, dewasa ini, masyarakat Indonesia minim literasi media. Hal ini ditandai dengan banyak ujaran kebencian, isu sarah di media sosial yang di bagikan.

“Banyak saudara-saudara kita yang tidak lagi membaca berita. Mereka langsung membagikan tanpa cek dan ricek kebenaran. Ini petanda lemahnya literasi media,” ungkap Tajudin.

Selain menyampaikan paparan dari kacamata media terhadap pengawalan Pemliu 2019, Tajudin juga memberikan sejumlah tips dan trik menjadi seorang pemedsos yang cerdas dan terhidar dari ujaran kebencian dan hoax.

Sedangkan wakil ketua KPID, Nia Nofida membuka pemaparannya dengan menyatakan, KPID Menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia.

“Sama halnya seperti Bawaslu, Tugas Kami memantau udara. Artinya kami lebih ke jaringan siaran TV dan radio,” ungkap akademisi IAIN Ambon tersebut.

Nofida merincikan tugas dan funsinya pihaknya dalam menjamin Pemilu yang aman bersih dan bermartabat.

“Ikut membangun iklim persaingan yang sehat antara lembaga penyiaran dan industri terkait. Memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata dan seimbang.” pungkasnya. (CNI-02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *