Piru, CakraNEW.IS– Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) tengah menghadapi dinamika sosial yang meningkat. Setelah aksi demonstrasi HMI dan GMNI terkait pengangkatan PPPK Paruh Waktu beberapa hari lalu, kini gelombang protes berlanjut dengan aksi guru swasta madrasah serta pemalangan jalan oleh warga di sejumlah titik.
Pada Kamis (25/9/2025), ratusan guru swasta madrasah menyampaikan aspirasi mereka dengan menuntut pemerintah mengakomodir tenaga honorer yang telah lama mengabdi agar masuk dalam kuota PPPK, PPPK Paruh Waktu, maupun ASN. Mereka mendesak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten SBB, H.
Djafar Tuny, S.Ag., untuk menandatangani surat kesepakatan bermaterai beserta berita acara aspirasi.
Para guru juga mengancam akan menutup seluruh sekolah madrasah di SBB bila tuntutan tersebut tidak dipenuhi.
Belum ada pernyataan resmi dari Kepala Kemenag SBB terkait tuntutan ini.
Di sisi lain, keresahan masyarakat juga memuncak dengan aksi pemalangan jalan.
Setelah pemalangan di Desa Nurue sehari sebelumnya, warga Negeri Kaibobu melakukan aksi serupa di ruas Jalan Trans Seram, Desa Waisarissa, Kecamatan Kairatu Barat, Kamis pagi (25/9/2025) sekitar pukul 07.00 WIT. Akses baru kembali dibuka sekitar pukul 12.00 WIT setelah adanya imbauan dari aparat keamanan.
Aksi-aksi yang berlangsung beruntun ini menambah kompleksitas tantangan bagi Pemerintah Kabupaten SBB di bawah kepemimpinan Bupati Asri Arman dan Wakil Bupati Selfinus Kainama.
Kondisi sosial yang diwarnai demonstrasi dan pemalangan jalan menuntut langkah cepat, dialog terbuka, serta solusi yang adil bagi masyarakat.***