Ambon, CakraNEWS.ID— Ribuan warga Kota Ambon memadati kawasan Pasar Mardika, Senin (14/10/2025), untuk menyambut kedatangan Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka. Sejak sore, lautan manusia telah memenuhi area pasar utama itu, menandai antusiasme luar biasa masyarakat Maluku terhadap kunjungan orang nomor dua di Indonesia tersebut.
Sekitar pukul 17.20 WIT, Wapres Gibran tiba di lokasi bersama Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa. Kehadiran mereka disambut langsung oleh Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena, serta sejumlah pejabat daerah lainnya. Dari atas podium sederhana, Gibran melambaikan tangan, sementara masyarakat menyambut dengan sorak sorai dan tepuk tangan yang menggema di antara lapak-lapak pedagang.
Kunjungan kali ini bukan sekadar seremoni pemerintahan. Wapres turun langsung meninjau aktivitas perdagangan di Pasar Mardika dan Pasar Arumbai, dua pusat ekonomi rakyat yang menjadi urat nadi kehidupan warga Ambon. Ia menyapa pedagang, berdialog singkat dengan masyarakat, dan meninjau kondisi fasilitas pasar yang selama ini menjadi perhatian publik.
“Beta tunggu sejak pagi, baru kali ini bisa lihat langsung Wapres,” tutur Maria, seorang pedagang sayur yang tak kuasa menahan haru ketika Gibran melintas di depan lapaknya. Suasana hangat dan emosional tampak menyelimuti interaksi antara Wapres dan warga, yang menunjukkan kedekatan dan perhatian terhadap kehidupan masyarakat kecil.
Aparat TNI, Polri, dan Satpol PP tampak bersiaga di sepanjang jalur kunjungan. Pengamanan dilakukan secara ketat namun tetap humanis, menjaga agar situasi tetap tertib di tengah gelombang warga yang ingin menyambut.
Kehadiran Gibran di Pasar Mardika hari itu lebih dari sekadar agenda kunjungan kerja. Ia menjadi simbol perhatian pemerintah pusat terhadap denyut ekonomi rakyat di daerah, serta pesan bahwa pembangunan nasional harus berpijak pada realitas kehidupan masyarakat di akar rumput.
Wapres menutup kunjungannya dengan berjalan kaki menyapa pedagang kaki lima di area pasar, meninggalkan kesan mendalam bagi warga yang merasa diperhatikan langsung oleh pemimpinnya. Bagi Ambon, momen itu menjadi pengingat bahwa pasar bukan hanya tempat berdagang, tetapi juga ruang kehidupan yang merekam denyut sejati rakyat Maluku.***