Site icon Cakra News

Kelangkaan BBM Kembali Melanda Bula, Aktivitas Warga Lumpuh hingga Malam Hari

Bula, CakraNEWS.ID – Warga Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), kembali harus berjibaku dengan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin parah dalam beberapa hari terakhir. Kelangkaan ini mengakibatkan antrean panjang di sejumlah titik penjualan, bahkan hingga larut malam, serta memicu keresahan luas di kalangan masyarakat.

Pantauan CakraNEWS.ID pada Rabu malam (4/6/2025), antrean kendaraan bermotor terlihat memadati ruas jalan di sekitar kios-kios penjual BBM eceran, terutama di kawasan Pantai Wailola, Bula.

Sejumlah warga terlihat sabar menanti giliran dengan jeriken di tangan, meski dalam kondisi gelap dan terbatasnya pasokan minyak.

“Saya sudah keliling sejak sore, baru bisa dapat minyak jam sembilan malam. Itu pun hanya dapat satu liter, karena dibatasi,” ungkap Ardi, salah satu warga yang ditemui di lokasi antrean.

Ia menambahkan bahwa kondisi ini sangat menyulitkan, terutama bagi warga yang menggantungkan penghasilan dari kendaraan maupun aktivitas melaut.

Dikatakannya, kelangkaan ini tidak hanya memengaruhi pengendara roda dua dan roda empat, namun juga menghantam nelayan yang terpaksa membatalkan aktivitas melaut karena tidak memperoleh solar maupun petrolite.

Menurut sejumlah warga, kelangkaan BBM diduga disebabkan oleh keterlambatan distribusi dari luar daerah serta meningkatnya kebutuhan dalam beberapa pekan terakhir. Namun, tidak sedikit pula yang menduga adanya praktik penimbunan oleh oknum-oknum tertentu, meski tudingan tersebut belum dapat dibuktikan secara resmi oleh pihak berwenang.

“Saya curiga ada yang sengaja simpan minyak, karena beberapa pedagang bisa jual dalam jumlah banyak, tapi tidak transparan. Kami yang butuh sehari-hari ini yang susah,” kata Halim, seorang pengendara motor yang mengaku harus antre lebih dari satu jam di SPBU sebelum akhirnya kehabisan stok.

Kondisi ini memperparah situasi ekonomi warga, terutama bagi pelaku usaha kecil, pengemudi ojek, dan nelayan, yang selama ini sangat bergantung pada ketersediaan BBM untuk menunjang penghidupan mereka.

Fenomena kelangkaan BBM sendiri bukan hal baru di Kota Bula. Beberapa tahun terakhir, persoalan serupa kerap terjadi dan belum mendapatkan solusi permanen dari pemerintah daerah maupun instansi terkait.

Diharapkan Ardi, Pemerintah Kabupaten SBT segera turun tangan dengan langkah konkret dan tegas guna menstabilkan distribusi serta menindak tegas praktik-praktik yang merugikan masyarakat luas.

“Pemerintah tidak boleh diam. Harus ada pengawasan dan solusi nyata. Kami ini rakyat kecil, sangat bergantung pada BBM untuk kerja,” tegas Ardi.***CNI-01

 

Exit mobile version