Site icon Cakra News

Menyikapi Seruan Aksi Nasional, GAMKI Maluku Tekankan Pentingnya Suara Damai

Ambon, CakraNEWS.ID-Menjelang aksi besar-besaran yang direncanakan akan berlangsung serentak di seluruh Indonesia pada 1 September 2025, berbagai organisasi kepemudaan mulai menyatakan sikapnya. Salah satunya datang dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Maluku.

Ketua DPD GAMKI Maluku, Samuel Patra Ritiauw, menegaskan bahwa seruan aksi memang merupakan bagian dari hak berdemokrasi. Namun, ia mengingatkan pentingnya menjaga kondusivitas, khususnya di tanah Maluku.

Menurut Ritiauw, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GAMKI sebelumnya telah menyampaikan enam pokok pikiran sebagai wujud aspirasi nasional. Enam pokok pikiran itu kini menjadi pegangan gerakan GAMKI di seluruh Indonesia, termasuk di Maluku. Meski begitu, DPD GAMKI Maluku memilih jalur berbeda.

“Untuk Maluku, kami menilai aksi besar-besaran justru berpotensi membawa dampak negatif. Karena itu, kami mengajak seluruh pimpinan organisasi kepemudaan (OKP) agar lebih bijaksana, dan lebih fokus pada penyelesaian masalah-masalah di Maluku sendiri,” ungkapnya kepada wartawan di Ambon, Sabtu (30/8/2025).

Fokus pada Maluku, Bukan Kepentingan Lain

Ritiauw menekankan bahwa energi pemuda sebaiknya diarahkan untuk membantu pemerintah daerah menyelesaikan persoalan lokal. Ia mencontohkan kasus di Hunut, yang menurutnya lebih mendesak untuk ditangani daripada larut dalam isu nasional yang bisa mengorbankan stabilitas daerah.

“Kalau kita sibuk dengan solidaritas yang berujung pada aksi anarkis, justru masyarakat Maluku yang paling dirugikan. Kita bisa jatuh pada titik terendah kehidupan sosial-ekonomi,” tegasnya.

Demokrasi Tanpa Anarkisme

Meski mengingatkan risiko aksi besar, Ketua GAMKI Maluku tetap membuka ruang bagi aspirasi. Ia mengajak semua pihak agar jika ingin melakukan aksi, tetap berjalan dalam koridor hukum dan aturan yang berlaku.

“Silakan aksi di depan Gubernur atau DPRD, itu sah sebagai wujud demokrasi. Tapi harus damai, tertib, dan sesuai mekanisme yang ada. Setelah itu, bubarkan dengan baik. Jangan sampai ada kekerasan, jangan sampai ada pembakaran. Karena begitu anarkis, berarti kita sudah terjebak isu-isu yang pragmatis,” tegasnya.

Seruan Pemuda untuk Kebaikan Bersama

Ritiauw menutup pesannya dengan mengajak seluruh pemuda Maluku untuk lebih proaktif melihat dan menyelesaikan masalah di daerah. Ia menekankan bahwa kepemudaan bukan hanya tentang turun ke jalan, tapi juga tentang menghadirkan solusi nyata.

“Mari kita tunjukkan bahwa pemuda Maluku bisa menyampaikan aspirasi dengan cara bermartabat. Hindari anarkisme, fokus pada kebaikan bersama, dan jadilah bagian dari penyelesaian masalah yang ada di daerah kita sendiri,” tandasnya.**CNI-01

Exit mobile version