Pelaku UMKM Di Maluku Keluhkan Penjualan Menurun, Akibat Wabah Covid-19

Ekonomi

Maluku,CakraNEWS.ID- Wabah Covid-19, membuat sektor ekonomi dan dunia usaha merasakan dampak dari pandemik tersebut. Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang paling merasakan dampak wabah Virus Corona (Covid-19).

Berdasarkan info dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM),setidaknya terdapat 949 laporan dari pelaku koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena dampak wabah virus Corona (Covid-19).

Hal tersebut juga berdampak pada sektor UMKM di Provinsi Maluku. Sebagian pelaku UMKM mengungkapkan penjualan kian menurun akibat dari kondisi yang terjadi saat ini.

Salah satu pelaku UMKM Udy Salampessy mengungkapkan, kondisi saat ini sangat berdampak bagi pelaku UMKM, misalnya para penjual rujak Natsepa.

“Kami biasanya berjualan didalam tempat wisata, namun sekarang ditutup. Kalau yang berjualan di luar masih bisa jualan, tapi yang beli hitung juga cuma seberapa saja. Untuk Pantai Sopapei dan Natsepa dalam banyak yang ditutup. Kami kehilangan mata pencarian. Kami harus berpikir untuk mencari alternatif usaha yang lain dan berusaha mengubah cara berjualan secara online, namun dengan adanya PSBB kami pun sangat kesulitan memasarkan karena wilayah kami di Maluku Tengah sementara peminat ini sebagian besar di wilayah Kota Ambon,” ungkapnya kepada CakraNEWS.ID, Jumat (12/6/2020).

Dirinya berharap, tempat-tempat wisata bisa dibuka dengan menerapkan protokoler covid agar sektor UMKM ini masih terus bisa berkembang.

“Dengan begitu kami bisa mencari nafkah walau memang tidak seperti kondisi normal. Kami juga harapkan bantuan pemerintah bagi kelompok UMKM ini, untuk bisa memulai usaha sampingan ditengah kondisi sulit seperti ini,” pintanya.

Sementara, Pimpinan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Ambon, Ridul Akbar mengakui, sejak terjadinya wabah Corona, tentu saja hal ini berdampak pada daya beli dari masyarakat itu sendiri. Hal inilah yang membuat sektor UMKM mengalami penurunan penjualan.

“Pandemik ini yang paling terasa dampaknya pastinya sektor UMKM. Makanya dari dua bulan ini kami fokus melihat nasabah-nasabah kami realitas di lapangan seperti apa. Dua bulan ini juga kami lakukan pemetaan usaha mereka, dimana nasabah yang terkena dampak covid, kita berikan relaksasi sesuai peraturan OJK. Dan sampai saat ini sudah 26 persen nasabah kita berikan keringanan pembayaran dikarenakan kondisi yang terjadi saat ini,” tuturnya.

Ditambahkan, PNM sebagai salah satu perusahaan pembiayaan, pendamping dan pembinaan usaha kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), berupaya agar sektor UMKM ini tetap berkembang.

“Ada dua produk unggulan yang kita berikan, yaitu Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) yang diperuntukkan bagi pelaku UMKM, serta membina ekonomi keluarga sejahterah (Mekaar) yang memberikan layanan kepada perempuan prasejahterah pelaku usaha ultra mikro. Namun kita lihat usaha-usaha mana saja yang memang masih bisa dikembangkan,” tuturnya.

Akbar berharap, UMKM di daerah ini bisa bangkit kembali dan meningkatkan kapasitas usaha serta mampu bersaing dengan produk-produk dari luar.

“Saat ini produk banyak tapi pasaran masih cukup sulit, sehingga UMKM ini tetap kami bantu untuk pembiayaan tapi dengan harapan bisa meningkatkan kapasitas usaha ,” harap Akbar.(CNI-08)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *