Pemekeran Propinsi Baru Untuk Siapa?, Tranding Topik Dialog Ikatan Mahasiswa Jargaria Jakarta

Pemerintahan

Dobo,CakraNEWS.ID- Ikatan Mahasiswa Jargaria Jakarta Kabupaten Kepulauan Aru Dialog Aru Bicara “Pemekaran Provinsi Baru Untuk Siapa? “.

Berdasarkan rilis pers yang di terima CakraNEWS.ID, Sabtu (14/9/2019) menjelaskan, dialog pemuda yang diadakan Ikatan Mahasiswa Jargaria Jakarta (IMAJAR) Kabupaten Kepulauan Aru pada Kamis (12/9/2019), pukul 16.00-17.48 WIB, bertempat di Restoran Ayam Gebug Bapau Jalan Utankayu Raya nomor 109 Jakarta Timur, membahas persoalan pemekaran provinsi baru Maluku Tenggara dengan maksud memberi manfaat bagi masyarakat Aru yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) melimpah baik darat dan terkhusus wilayah perairan laut.

Menurut Tokoh Pemuda Aru, Korneles Galanjinjinay, yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI, kepada CakraNEWS.ID mengatakan, syarat pemekaran sudah terpenuhi, tinggal proses politik yang masih terganjal, Proses politik itu mulai Bupati terkait, Guberbur, DPRD Provinsi, Kemendagri, DPR RI dan Presiden.

“Harus ada political will dari para pemangku dan penentu kebijakan diatas sehingga proses pemekaran dapat berjalan sesuai harapan rakyat,”tutur Galanjinjinay .

Menurutnya, potensi ekonomi dan potensi daerah wilayah Maluku Tenggara Raya sangat signifikan mendukung proses pemekaran daerah baru, seperti sektor perikanan dan migas yang sudah tentunya akan sangat mendukung proses pembangunan daerah baru dan berkontribusi bagi peningkatan ekonomi daerah, sehingga kemiskinan dan ketertinggalan dapat dituntaskan.

“Jadi proses pemekaran daerah baru di wilayah Maluku tenggara raya jangan sampai diganjal oleh aktor-aktor politik yang tidak pro terhadap kesejahteraan rakyat,” Ucapnya

Senada dengan itu, panelis kedua Collin Leppuy, menyampaikan, alokasi penggunaan APBD tidak mencukupi  terhadap realitas pembangunan terbentuknya pemekaran Provinsi Maluku Tenggara Raya.  Hasil Sumber Daya Alam (SDA) seperti, Blok Marsela yang merupakan potensi Migas yang luar biasa yang harus dinikmati hasilnya oleh penduduk asli, serta  kegiatan illegal fishing Di laut Arafuru harus di hentikan.

“Kita harus mandiri jangan selalu  tergantung yang dalam teorinya interpendensi ini yang harus di benahi,” tutur Leppuy

Para peserta Dialog juga sangat antusias dan memberikan respon melalui tanya jawab dengan panelist, intinya memberi dukungan penuh untuk di lakukan pemekaran Provinsi dengan melihat kepentingan dan kebaikan masyarakat asli Aru, jangan sampai daerah yang kaya ini,rakyatnya melarat seperti Pulau Papua yang nota bene penyumbang devisa terbesar. (CNI-09)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *