Site icon Cakra News

Resah dan Takut Banjir Sususlan, Masyarakat Tanopol Piru Minta Keseriusan Pemda SBB

Piru, CakraNEWS.ID– HUJAN masih menggur sebagian besar wilayah provinsi Maluku Bulan ini, Kamis (22/07). Kejadian banjir longsor dan meluapnya air masih tetap terjadi di beberapa wilayah di Maluku.

Seperti yang terjadi di sejumlah wilayah di ibu kota kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Banjir kembali terjadi melanda di Pemukiman Masyarakat Dusun Tanopol Desa Piru Kecamatan Seram Barat, Kabupaten SBB pekan lalu. Masyarakat mengkhawatirkan banjir susulan akan kembi terjadi.

Hal ini dikarenakan pada kejadian banjir pekan lalu, terjadi pengikisan Badan sungai Air Waisisi, mengakibatkan sebagian Rumah Masyarakat hanyut terbawa arus Air, karena sebagian Masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai waisisi.

Pantauan Media ini, Kamis (22 /07) di Dusun Tanopol , Rumah yang terancam kena bencana banjir maupun longsor kurang lebih ada 10 unit rumah warga. Yang mana ternacam jika terjadi banjir susulan.

Kepala Dusun Tanopol, Andrias, diwawancarai mengatakan, pada tahun 2020, dusun Tanopol sudah memgalami kebanjiran hingga Rumah Masyarakat mengalami terancam dan ketakutan.

Andrias menceritakan, Banjir pada tahun 2020 tersebut, menggugah hati Bupati SBB, M Yasin Payapo bersama beberapa kepala dinas terkai turun langsung ke Dusun Tanopol untuk melihat keadaan tersebut. Pemerintah mengeksekusi pengerjaan pun dilakukan. Salah satu kontraktor diarahkan membuat Bronjong penahan badan sunggai, sebanyak 1000 unit.

“Namun sayang, pengerjaanya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Proyek tersebut tersendat di tengah jalan,” cerita dia sebagaimana yang disampaikan kontraktor.

Lanjut dikatakan, lontraktor yang ditunjuk mengerjakan proyek penahan air sungai itu mengaku dirinya tak kunjung bisa mencairkan dana proyek.

 

Meskipun dalam proses pengerjaan proyek itu, dirinya telah merogok kocek pribadi dan telah mencapai angka 50 persen pengerjaan. Setelah terbentur kesulitan anggaran, kontraktor meminta pencairan di dinas PU sesuai angka presntasi kerja. Namun tak dilayani dinas terkait.

“Akhirnya kontraktor tidak bisa melanjutkan pekerjaan samapi saat ini karena belun dibayarkan. Imbasnya kepada masyarakat,” papar Andrias.

Andiras mengharapkan dari pihak pemerintah Daerah atau Dinas terkai agar secepatnya turun tanggan untuk melihat hal ini karena saat ini hujan masih terus turun, apa bila Pemerintah Daerah lamban maka Rumah Masyarakat terancan terbawa arus. Sementra Kepala Dinas Badan Penanggulan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten SBB, Azis Silouw belum memberikan tanggapan atas kasus tersebut. (CNI-03)

Exit mobile version