Sambut Sumpah Pemuda, AMGPM Ranting Passo Gelar Dialog Publik

Agama

Ambon, CakraNEWS.ID– Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMPGM) Ranting Mata Passo, menggelar dialog. Kegiatan ini perihal Hari Sumpah Pemuda, yang nantinya jatuh tepat 28 Oktober 2021 mendatang.

Dialog yang dirangkai dengan sosialisasi tentang menumbuhkembangkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air ini, digelar di Gedung Gereja Permata Kasih Jemaat Anugerah Passo Kecamatan Baguala, Kota Ambon.

Kegiatan bertemakan “Tingkatkan rasa nasionalisme dan semangat juang pemuda dalam bingkai NKRI”, diikuti sebanyak 50 peserta dari berbagai unsur, baik jemaat gereja setempat, perwakilan pemuda, hingga perwakilan pengurus Daerah Angkatan Muda Klasis Ambon Timur. Kegiatan ini sendiri menghadirkan tiga narasumber, masing-masing Korlap GMNI Yopi Ferdinandus, Ketua Daerah I AMGPM Klasis Ambon Timur, Stephen Laturake, dan Pembina AMGPM Jemaat Anugerah, M. Pattisinay.

Ketua Ranting AMGPM Jemaat Anugerah, Rony Lessy, sekaligus koordinator kegiatan dalam sambutannya mengakui, Dialog ini digelar sebagai bagian dari rasa cinta AMGPM Jemaat Anugerah, untuk menumbuhkembangkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air kepada jemaat.

Dijelaskannya, bahwa arus digitalisasi yang melanda dunia saat ini, termasuk Indonesia, tidak boleh dianggap sepele. Tapi, harus disikapi secara serius, dengan terus meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat, terutama jemaatnya masing-masing.

Ia berharap, kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman jemaat, agar tetap terpatri di dalam jiwanya, untuk menjaga dan melindungi keutuhan NKRI dari gangguan kamtibmas. Kesadaran individu, menjadi sangat penting, sehingga itu, kegiatan ini menjadi penting pula untuk digelar.

Selain dialog, kegiatan juga dirangkai dengan bakti sosial dan pembagian sembako kepada jemaat yang membutuhkannya. Kegiatan ditutup dengan Deklarasi Penyataan Sikap untuk berikrar sebagai Generasi Muda NKRI dengan pernyataan. “Kami AMGPM Ranting Mata Passo dengan semangat juang membantu pemerintah dalam menjaga keutuhan NKRI”.

Korlap GMNI, Yopi Ferdinandus dalam materinya mengakui, dialog ini dilaksanakan dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan rasa Nasionalisme bagi generasi muda, yang semakin hari terus berkurang. Nasionalisme tersebut berkurang, seiring perubahan zaman yang kian instan, yakni era digitalisasi.

Dimana era ini memudahkan semua orang untuk dapat mengakses informasi secara bebas. Karena itu, dialog ini menjadi sangat penting, untuk memfilter pemuda, agar tidak terjerumus ke hal-hal yang dapat mengganggu dirinya dengan kebangsaan.

“Kita dapat merubah paradigma kita untuk membangun perspektif Nasionalisme bernegara kita. dengan melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya. Menjaga keutuhan persatuan bangsa dan meningkatkan martabat bangsa di hadapan dunia,” katanya.

Ia menjelaskan, gerakan separatisme termasuk dengan gerakan yang dilarang di suatu pemerintahan yang sah, karena maksud dan tujuanya pasti tidak mendukung pemerintahan. Melainkan ingin melepaskan diri atau membentuk negara sendiri dengan melegalkan segala bentuk aksi dan tindakan yang berbau dengan kekerasan.

“Ayo sebagai generasi muda, kita dukung pemerintah pusat dan dukung kebijakan kebijakan pemerintah daerah bersama TNI-POLRI yang kuat. Saling mendukung dan bahu membahu membangun Maluku bersama. Jaga persatuan dan kesatuan, serta jangan berpikir ke wacana yang lain ataupun sampai terkontaminasi terhadap paham-paham separatis yang bisa merugikan diri sendiri dan keluarga,” pesan Yopi.

Sementara Ketua Daerah I AMGPM Klasis Ambon Timur, Stephen Laturake, dalam materinya tentang Konteks Nasionalisme dalam ke-Kristen-an bagi Generasi Muda di Maluku, menjelaskan, Nasionalisme dalam konteks kekristenan melalui generasi muda gereja, dalam menjamin kemauan dan kekuatan untuk mempertahankan keanekaragaman di Indonesia, guna melawan musuh dan pengaruh paham-paham kontra pemerintah, sehingga dapat melahirkan semangat rela berkorban.

“Melalui sikap generasi muda gereja yang memiliki ketahanan iman, sosio ekonomi, sosio budaya dan sosio poltik untuk mewujudkan tanggung jawabnya dalam kehidupan bergereja, berbangsa dan bernegara. Untuk itu, kita harus siap berjuang dalam mengawal semua kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan masa depan Maluku, dan mendorong agar terwujudnya pembangunan yang berkeadilan dan bekelanjutan di Maluku,” pesan dia.

Sedangkan, Pembina AMGPM Jemaat Anugerah, M Pattisinay, dalam materinya memaparkan, organisasi separitisme RMS tidak menawarkan solusi untuk kehidupan yang damai dan bahagia kepada masyarakat. Berada dekat dengan organisasi ini, tak lain hanya akan menjerumuskan diri ke jurang yang lebih buruk, baik dari aspek ekonomi, sosial maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebab itu, sebagai warga negara Indonesia, khususnya warga Maluku dan jemaat gereja, harus percaya dan patuh, bahwa kehidupan dalam bingkai NKRI, jauh lebih baik dari pada harus berada dalam frame separatisme RMS. Sebab, RMS hanyalah organisasi dengan pengetahuan kebangsaan terbatas, dan terdoktrin untuk merusak hubungan sosial masyarakat di negara ini, khususnya Maluku.

Berada dekat dengan RMS, justeru akan merusak kehidupan sosial individu, maupun keluarganya. Sebab itu, ia mengajak seluruh jemaat AMGPM Anugerah, agar jangan pernah mengenal dan bersentuhan dengan organisasi separatisme RMS. Sebab, organisasi tersebut hanya akan menjerumuskan simpatisan atau pengikutnya ke jurang yang lebih buruk, dari kenyataan yang didengar selama ini.

Ia mengakui, keberadaan RMS hanya akan merusak hubungan sosial masyarakat, dan akan mengganggu instabilitasi negara. Karena itu, semua orang di Maluku dan bangsa ini, wajib menolaknya demi menjaga keutuhan NKRI. (CNI-02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *