Wahai, CakraNEWS.ID– Program Pembinaan Kerohanian bagi Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai terus didorong guna meningkatkan iman dan taqwa untuk perubahan perilaku warga binaan. Salah satu langkah positif yang diupayakan Lapas Wahai adalah mengikutsertakan warga binaan kristiani dalam ibadah online sebagai simbol spiritual tanpa batas dari balik tembok penjara, Rabu (29/10).
Bertempat di Gereja Ebenhaezer Lapas, Ibadah dipimpin oleh Pdt. Henry Darmawan dari Yayasan Pendidikan Warga Binaan Cahaya Kasih sebagai Yayasan yang telah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Dalam khotbahnya yang terambil dari bacaan Alkitab Filipi 4:6-7 dengan tema ‘Bangkit dan Melangkah Lagi’, ia menyampaikan bahwa setiap manusia pernah mengalami kejatuhan, kegagalan, dan masa sulit dalam hidupnya. “Jangan pernah putus asa karena Tuhan selalu memberikan kesempatan untuk bangkit dan melangkah kembali dengan iman yang teguh. Seberat apa pun masa lalu kita, Tuhan tidak pernah menutup pintu pengampunan dan kasih-Nya. Saat kita mau bangkit, berjalan lagi, dan memperbaiki hidup, di situlah karya Tuhan nyata dalam diri kita,” ungkap Henry, dalam inti khotbahnya.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, mengaku bersyukur usai pelaksanaan ibadah online tersebut. “Kegiatan ini menjadi sarana penting dalam membentuk karakter dan moral warga binaan. Kami bersyukur dan berharap melalui ibadah yang dilakukan tanpa tatap muka langsung ini para warga binaan terus dapat memperkuat iman, merubah perilaku dan siap kembali ke masyarakat dengan semangat hidup yang baru,” ujar Tersih.
Sementara itu, Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menambahkan bahwa kegiatan seperti ini akan terus digalakkan secara rutin. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan keagamaan, baik melalui ibadah virtual maupun kerja sama dengan lembaga keagamaan setempat. Pembinaan rohani menjadi bagian penting dalam proses pemasyarakatan,” jelasnya
Ditempat berbeda , Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. “Saya mengapresiasi semangat seluruh jajaran Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan yang terus konsisten menyelenggarakan pembinaan keagamaan, tak terkecuali Lapas Wahai. Iman yang kuat menjadi fondasi utama bagi proses reintegrasi sosial warga binaan agar mereka dapat kembali ke masyarakat dengan karakter yang lebih baik,” ujar Ricky.
Melalui kegiatan ibadah online tersebut diharapkan warga binaan Lapas Wahai semakin menyadari nilai-nilai spiritual yang harus ditingkatkan dalam kehidupan sehari-hari selama menjalani masa pembinaan agar mampu menerapkannya sebagai pedoman menuju reintegrasi sosial. ***

