Site icon Cakra News

Jembatan Kian Kembali Ambruk Diterjang Banjir, Akses Warga Lumpuh Total

Bula, CakraNEWS.ID — Akses vital masyarakat di wilayah Kecamatan Kiandarat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), kembali lumpuh total setelah Jembatan Kian, satu-satunya penghubung antara Desa Kian dan Dusun Gaur di Kecamatan Siritaun Wida Timur, ambruk diterjang banjir besar, Senin (19/5/2025).

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 12.00 WIT, setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak dini hari. Derasnya aliran sungai yang meluap akibat curah hujan tinggi menghantam bagian fondasi dan oprit jembatan, menyebabkan sambungan jalan tak mampu menahan tekanan air dan akhirnya runtuh untuk kedua kalinya. Padahal, jembatan tersebut belum lama ini rampung diperbaiki oleh pihak Balai terkait.

Ambruknya kembali Jembatan Kian bukan hanya memutus akses transportasi roda dua dan empat, tetapi juga menambah penderitaan warga yang sangat bergantung pada jalur ini untuk aktivitas harian, termasuk keperluan pendidikan, ekonomi, dan layanan kesehatan.Kini, satu-satunya pilihan bagi warga yang hendak melintas adalah berjalan kaki melewati reruntuhan jembatan tentu dengan risiko besar terhadap keselamatan.

Syaiful Rumadaul, salah satu warga Desa Kian, yang ditemui di lokasi kejadian, mengaku sangat kecewa dengan kondisi ini. Ia menyebut bahwa intensitas hujan yang tinggi sejak pukul 03.00 WIT menyebabkan banjir besar di sepanjang aliran sungai, namun tak disangka jembatan yang baru diperbaiki tersebut akan kembali ambruk dalam waktu sesingkat ini.

“Baru beberapa waktu lalu selesai diperbaiki, tapi sekarang sudah ambruk lagi. Kami sangat kesulitan karena ini satu-satunya akses menuju Kota Bula. Sekarang semua kendaraan tertahan, motor dan mobil antri panjang, dan kami tidak tahu kapan akses ini akan kembali normal,” ujarnya kepada CakraNEWS.ID melalui sambungan WhatsApp.

Kondisi saat ini makin diperparah dengan hujan yang masih terus mengguyur wilayah Kiandarat hingga siang hari. Hal ini mempercepat erosi di sekitar struktur jembatan yang telah rusak dan menghambat upaya sementara dari warga maupun otoritas setempat dalam menangani situasi darurat tersebut.

Belum ada langkah konkret yang diambil oleh masyarakat maupun pemerintah setempat. Menurut Syaiful Balum, warga lainnya, sejauh ini masyarakat masih menunggu solusi dari pihak berwenang.

Saiful menyebutkan sampai saat ini belum ada koordinasi atau inisiatif nyata dari pemuda maupun tokoh masyarakat untuk mengambil langkah penanganan sementara.

“Kami bingung harus bagaimana. Jembatan ini adalah satu-satunya jalur penghubung utama. Kalau tidak segera ditangani, dampaknya akan semakin luas. Aktivitas ekonomi terganggu, anak-anak tidak bisa ke sekolah, dan distribusi barang serta kebutuhan pokok bisa terputus,” ungkapnya.

Jembatan Kian sendiri merupakan bagian penting dari jalur Lintas Air Nanang, yang menghubungkan Kecamatan Kiandarat, Siritaun Wida Timur, Seram Timur, dan Kilmury dengan pusat pemerintahan Kabupaten SBT di Kota Bula. Kerusakan pada infrastruktur ini bukan sekadar masalah teknis semata, melainkan menyangkut keselamatan, ketahanan ekonomi, dan kesejahteraan sosial masyarakat di kawasan timur Pulau Seram.

Saiful berharap agar pemerintah daerah, khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) SBT, segera mengambil tindakan cepat dan tanggap darurat untuk memperbaiki akses ini.

“Jika dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan kondisi ini akan menimbulkan krisis yang lebih luas, termasuk potensi kelangkaan bahan pokok,” ujarnya.***CNI-06

Exit mobile version