Site icon Cakra News

Mantan Ketua MMC Nilai Framing Berita Salah Satu Media Online Tendensius

Azis Sebut Framing Pidato Gubernur di Acara HIPMI Maluku oleh Salah Satu Media Online Sangat Negatif dan Tendensius

Ambon, CakraNEWS.ID– Ketua Umum BPD HIPMI Maluku, Azis Tunny, yang baru saja dilantik bersama pengurusnya oleh Ketum BPP HIPMI Mardani H. Maming, tadi siang di Swiss-belhotel Ambon, akhirnya angkat suara soal pemberitaan salah satu media online yang menurutnya mencoba mem-framing pidato Gubernur Maluku, Murad Ismail.

Mantan wartawan The Jakarta Post ini menyebutkan, opini dari media online itu seakan Murad panik dan menyerang salah salah nama figur yang digadang-gadang akan maju sebagai gubernur di perhelatan Pilgub 2024, adalah opini yang menyesatkan.

“Framing kata panik adalah opini yang sengaja dibangun media itu untuk menyudutkan Pak Gubernur, dan sangat tendensius,” kata Azis kepada media, Selasa (8/3).

Apalagi, kata dia, Gubernur sama sekali tidak menyebutkan nama orang saat pidatonya di acara HIPMI tersebut.

“Media jualah yang berkesimpulan dan membuat opini, padahal esensi berita straight news itu harus benar-benar fakta, bukan berdasarkan opini wartawan. Karena ini bisa menjadi sesuatu yang abu-abu dalam mengisi ruang publik,” ujarnya.

Dikatakannya, sikap media yang sudah cenderung oposan ini tidak baik dalam membangun peradaban.

Media yang sudah memposisikan diri sebagai media politik, akan selalu melihat sisi atau sudut pandang negatif dari seseorang yang dianggap lawan.

Teori Framing pada pemberitaan media, kata dia, selalu melihat sudut pandang media dalam memberitakan sebuah isu menjadi penting nilainya bagi para pembaca media tersebut.

“Khalayak media akan digiring untuk percayai opini yang sengaja dibangun. Misalnya, bahasa panik ini konotasi negatif, dan ini murni opini yang sengaja diframing dalam berita media itu,” jelasnya.

Dikatakannya, media oposan akan selalu membingkai pemberitaan dalam perspektif negatif, dan selalu mengambil sisi negatif dari seseorang yang menjadi lawannya.

“Ini sangat tidak baik, karena sudah membawa kepentingan politik menggunakan media massa. Padahal media dituntut independen dan tidak terlibat politik praktis,” sesal Azis yang pernah dipercayakan wartawan di Maluku memimpin Maluku Media Centre (MMC).

Ketum HIPMI Maluku ini sendiri punya pengalaman, saat sudah terjun ke dunia politik praktis, dia lantas melepas atributnya sebagai pekerja media.

Azis bahkan dengan resmi mundur dari salah satu organisasi profesi wartawan karena menganggapnya dirinya tidak lagi independen.* Rdks

Exit mobile version