Bula, CakraNEWS.ID – Puluhan masyarakat dan pemuda Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) mendatangi Markas Kepolisian Resor (Polres) SBT pada Kamis (27/11/2025) untuk menyampaikan protes sekaligus mendesak penuntasan kasus pembacokan terhadap mahasiswa UIN Ambon asal SBT, Ozi Rumain, yang terjadi di Kota Ambon beberapa waktu lalu.
Kedatangan mereka di Polres SBT tersebut berlangsung secara tertib dan menjadi bentuk keprihatinan serta solidaritas masyarakat SBT atas insiden kekerasan yang menimpa putra daerah mereka.
Salah satu warga, Junedi Mahad, menegaskan bahwa kedatangan mereka bukan sekadar protes, melainkan upaya mendesak aparat kepolisian agar lebih cepat mengungkap dan menangkap pelaku pembacokan yang hingga kini masih belum teridentifikasi.
“Ini berkaitan dengan konflik yang terjadi di Provinsi Maluku, tepatnya di Kota Ambon beberapa waktu lalu. Salah satu korban adalah mahasiswa asal SBT. Kami hadir untuk meminta kepastian bahwa kasus ini ditangani secara serius,” ujar Mahad dalam penyampaiannya di depan Polres SBT.
Mahad menyebut, dugaan sementara mengarah pada adanya keterlibatan oknum yang disebut berasal dari Negeri Kaililo dalam insiden pembacokan tersebut.
Ia menegaskan bahwa langkah masyarakat SBT datang ke Polres adalah untuk menjaga stabilitas keamanan Maluku secara umum dan Kabupaten Seram Bagian Timur secara khusus.
“Kami di SBT adalah daerah yang menjunjung tinggi kedamaian. Kalau mau belajar soal kedamaian, datanglah ke SBT. Oleh karena itu, perkembangan situasi di Ambon membuat adik-adik kami yang sedang kuliah di sana resah. Ada teror, ancaman, dan kondisi yang tidak nyaman bagi mereka,” lanjut Mahad.
Ia menegaskan bahwa massa meminta Wakapolres SBT untuk segera berkoordinasi langsung dengan Kapolda Maluku dan memberikan jaminan bahwa dalam waktu 1×24 jam pelaku pembacokan dapat ditangkap.
“Dengan segala instrumen intelijen yang dimiliki kepolisian, kami heran mengapa hingga hari ini pelakunya belum ditangkap. Kami meminta kejelasan dan kepastian hukum. Ini untuk ketentraman seluruh masyarakat di Provinsi Maluku, khususnya Kota Ambon,” tegasnya.
Dalam pernyataannya, Mahad juga menyampaikan kekecewaannya atas pernyataan Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena yang dinilainya menyudutkan masyarakat SBT.
Menurutnya, pernyataan tersebut seolah menggambarkan bahwa warga SBT sering membuat kekacauan di Kota Ambon.
“Kami kecewa dengan pernyataan itu. Seolah-olah orang SBT dan Tenggara selalu membuat onar di Ambon. Kalau beliau bilang siapa yang tidak bisa menjaga keamanan harus keluar dari Kota Ambon, maka kami minta beliau juga mengklarifikasi ucapannya. Kalau tidak, beliau pun harus siap keluar dari Kota Ambon,” ungkapnya dengan nada tegas.
Lebih jauh, Mahad menekankan bahwa tuntutan utama mereka adalah agar Kapolda Maluku segera menangkap pelaku pembacokan terhadap Ozi Rumain, serta mengusut tuntas dugaan penembakan terhadap warga SBT lainnya yang terjadi beberapa hari yang lalu.
“Kami percaya pada institusi kepolisian. Karena itu kami datang ke sini untuk meminta ketegasan Wakapolres dalam menjaga situasi Kamtibmas di wilayah SBT agar tetap aman dan damai. Jangan sampai persoalan ini melebar dan menimbulkan konflik baru,” tambahnya.
Massa juga menyatakan bahwa apabila tuntutan mereka tidak direspons dalam waktu 1×24 jam, maka mereka akan mengkonsolidasikan masyarakat untuk bergerak menuju Kota Ambon guna menyuarakan aspirasi secara langsung di Polda Maluku.
Menanggapi penyampaian aspirasi tersebut, pihak Polres SBT disebutkan menerima tuntutan masyarakat dengan baik dan berkomitmen untuk menyampaikan aspirasi itu kepada Kapolda Maluku. Proses mediasi berlangsung kondusif tanpa insiden yang mengganggu keamanan.***CNI-01

