Site icon Cakra News

PIKI Maluku Resmi Aktif Kembali, Wadah Intelektual Kristen Didorong Jadi Cahaya bagi Negeri

Ambon, CakraNEWS.ID— Setelah puluhan tahun vakum tanpa kepengurusan definitif, Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) Maluku akhirnya resmi bangkit. Melalui Konferensi Daerah (Konferda) dan Pelantikan Pengurus PIKI Maluku Masa Bakti 2025–2030, organisasi ini menegaskan tekad untuk memperkuat peran intelektual Kristen dalam pembangunan gereja, masyarakat, dan bangsa.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung Panca Sarjana Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Kamis (6/11), dihadiri langsung Ketua Umum DPP PIKI Indonesia, Dr. Badikenita Br. Sitepu, SE, SH, M.Si, bersama para pemimpin gereja, akademisi, cendekiawan, pejabat daerah, dan peserta Konferda dari berbagai wilayah di Maluku.

Dalam laporan Ketua Panitia, Dr. Weldemina Yudit Tiwery, M.Hum, yang dibacakan oleh Bendahara Panitia Dr. Dian Utami Sutiksno, SE, M.Si, CPSP, CPMP, dijelaskan bahwa PIKI Maluku pernah aktif pada masa lalu, namun sempat terhenti dan kehilangan efektivitas karena kepengurusan sebelumnya tidak terbentuk melalui mekanisme konferda yang sah.

“Kondisi ini melemahkan peran PIKI sebagai rumah intelektual Kristen. Karena itu, kami ditugaskan DPP untuk mengaktifkan kembali organisasi, membentuk kepengurusan yang sah, dan memperkuat fondasi kelembagaan,” ujarnya.

Panitia pelaksana menempuh berbagai tahapan penting, mulai dari pembentukan struktur panitia oleh DPP PIKI, pendataan profesional dan simpatisan Kristen di seluruh kabupaten/kota di Maluku, penyusunan konsep acara dan tata tertib sidang, hingga koordinasi intensif dengan DPP PIKI untuk memastikan legalitas kelembagaan.

Semua proses diselenggarakan dengan semangat pelayanan, integritas, dan tata kelola organisasi yang transparan.

Konferda mengangkat tema “Memperkuat Peran Intelektual Kristen untuk Transformasi dan Kesaksian Publik,” yang terinspirasi dari Matius 5:16 tentang terang yang harus bercahaya.

Tema ini menegaskan bahwa intelektualitas Kristen bukan hanya soal berpikir kritis, tetapi juga menyangkut etika pelayanan, moralitas, dan keberpihakan pada kemanusiaan.

Ketua Umum DPP PIKI Indonesia, Dr. Badikenita Sitepu, dalam sambutannya menegaskan bahwa tantangan utama yang selama ini menghambat PIKI Maluku bukanlah sumber daya manusia, melainkan lemahnya komunikasi dan koordinasi.

“Bukan sulit mencari orang, tapi komunikasi belum maksimal. Hari ini kita bersyukur karena ada yang benar-benar bergerak. Ini momentum bagi PIKI Maluku untuk mulai ‘lari kencang’,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya membangun pendekatan humanis dan dialogis dalam mengelola perbedaan di internal organisasi.

Sekretaris Panitia Konferda, Dr. Abraham Mariwy, menambahkan bahwa selain menyiapkan forum konferda, pihaknya juga telah melakukan konsolidasi untuk pembentukan PIKI di 11 kabupaten/kota di Maluku. Panitia terdiri dari para akademisi lintas kampus seperti Unpatti, UKIM, IAKN Ambon, Politeknik Negeri Ambon, dan STIA Trinitas.

Melalui Konferda ini, diharapkan terbentuk kepengurusan sah PIKI Maluku periode 2025–2030 yang mampu menjadi ruang gagasan, kritik profetis, dan pelayanan bagi gereja serta masyarakat.

PIKI Maluku diharapkan kembali menjadi wadah kolaborasi antara gereja, pemerintah, akademisi, dan profesional Kristen dalam memperkuat peran intelektual untuk kemajuan pendidikan, etika publik, dan pembangunan di Provinsi Maluku.***

Exit mobile version