Ambon, CakraNEWS.ID– Proyek preservasi jalan Bula–Masiwang di Kabupaten Seram Bagian Timur kembali menjadi sorotan publik. Pekerjaan infrastruktur yang menelan anggaran hingga Rp49 miliar dari APBN Tahun 2024 itu dinilai jauh dari kata layak dan tidak mencerminkan kualitas sebanding dengan nilai proyek.
Jaringan Aspirasi Masyarakat Seram (JAM-SERAM) menemukan sejumlah kerusakan serius di ruas jalan tersebut. Pantauan langsung di lapangan, Selasa (2/9), memperlihatkan kondisi jalan yang retak, bergelombang, hingga berlubang di beberapa titik. Bahkan, tambalan aspal yang dikerjakan tampak asal-asalan, tidak rata, dan berpotensi membahayakan pengendara.
Kondisi memprihatinkan juga terlihat pada salah satu konstruksi jembatan di jalur tersebut. Beton penahan yang semestinya kokoh, kini telah pecah dan sebagian runtuh. Situasi ini memperlihatkan indikasi lemahnya material maupun pengerjaan yang berujung pada risiko menurunnya usia pakai infrastruktur vital tersebut.
“Dengan anggaran Rp49 miliar, hasil pekerjaan seharusnya jauh lebih baik. Fakta di lapangan justru menunjukkan indikasi kuat bahwa proyek ini dikerjakan tidak sesuai standar teknis. Kami menduga ada praktik mark-up anggaran,” tegas Koordinator JAM-SERAM, Taufik Rahman Saleh.
Menurutnya, persoalan ini bukan hanya soal pemborosan keuangan negara, tetapi juga menyangkut keselamatan masyarakat. Jalan Bula–Masiwang adalah jalur strategis yang menjadi urat nadi pergerakan ekonomi warga Seram Bagian Timur. Kerusakan sejak dini pada proyek yang baru selesai tentu menimbulkan tanda tanya besar.
Atas temuan itu, JAM-SERAM melayangkan empat tuntutan tegas. Pertama, BPJN Maluku melalui Kasatker Wilayah II dan PPK Bula–Masiwang diminta memberikan penjelasan terbuka mengenai kualitas proyek. Kedua, Kejaksaan Tinggi Maluku diminta segera memanggil pihak BPJN dan kontraktor untuk dimintai keterangan.
Ketiga, Kementerian PUPR melalui Dirjen Bina Marga harus mengevaluasi pejabat terkait karena dianggap lalai dalam pengawasan. Keempat, apabila tuntutan ini diabaikan, JAM-SERAM berjanji akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran.
“Rakyat berhak tahu ke mana larinya anggaran sebesar itu. Jangan biarkan proyek yang hasilnya amburadul menjadi praktik pemborosan uang negara. Kami menuntut audit menyeluruh,” tutup Taufik dengan nada tegas.***