Site icon Cakra News

ATANSER Suarakan Fakta: PT Nusaina & Alhidayat Wajo Sudah Beri Manfaat, Jangan Terjebak Isu Sesat

Ambon, CakraNEWS.ID– Aliansi Anak Tani dan Nelayan Pulau Seram (ATANSER) menyerukan agar masyarakat lebih mengedepankan dialog dan data faktual dalam menanggapi berbagai isu yang berkembang terkait PT Nusaina Group dan mantan HRD Alhidayat Wajo.

Ketua Umum ATANSER, Rudy Rumagia, menegaskan bahwa tuduhan tanpa dasar hukum tidak hanya merugikan pihak perusahaan dan individu, tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat kecil yang selama ini bergantung pada keberadaan investasi di Pulau Seram.

“Fitnah tidak akan pernah menyejahterakan rakyat. Justru yang memberi dampak nyata adalah lapangan kerja, dana kemitraan, dan program sosial yang sudah berjalan. Itu yang harus kita jaga bersama,” kata Rumagia.

Ia menambahkan, PT Nusaina Group sejak awal beroperasi telah memberikan kontribusi berupa penyerapan tenaga kerja lokal, kemitraan dengan masyarakat adat pemilik lahan, serta tanggung jawab sosial di bidang pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur desa.

Menurutnya, keberadaan perusahaan ini tidak terlepas dari regulasi negara, sehingga semua mekanisme dijalankan sesuai prosedur.

Senada, Sekretaris Jenderal (Sekjend) ATANSER, Agus IE, menyoroti dampak sosial dari maraknya provokasi. Ia menilai, isu lingkungan maupun sengketa lahan adat sering kali dibesar-besarkan tanpa melihat fakta di lapangan.

“Yang terjadi justru masyarakat tani dan nelayan menjadi korban perpecahan. Ekonomi lokal terganggu, pembangunan melambat, sementara pihak yang menyebarkan isu tidak pernah memberi solusi,” ujarnya.

Agus menegaskan pentingnya transparansi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat agar tidak ada celah untuk provokasi.

Ia juga mengajak seluruh warga Pulau Seram untuk melihat persoalan dengan kepala dingin dan mengedepankan musyawarah.

“Kita semua harus jujur pada fakta. PT Nusaina Group dan Alhidayat Wajo sudah memberi kontribusi nyata, mari kita kawal agar manfaat itu terus berlanjut,” tambahnya.

Pihaknya menekankan bahwa investasi yang sehat harus dilihat sebagai peluang bersama, bukan bahan konflik.

“Dengan memperkuat kepercayaan, menjaga komunikasi, dan menolak provokasi, mereka yakin Pulau Seram dapat berkembang lebih cepat dan membawa kesejahteraan bagi petani, nelayan, serta masyarakat adat,” pungkas Agus.***

Exit mobile version