Bula, CakraNEWS.ID – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Bahrum Weulartafella, melakukan peninjauan langsung terhadap wilayah terdampak abrasi pantai di Desa Persiapan Namalomin, Kecamatan Seram Timur, Kamis (29/5/2025).
Kunjungan tersebut turut didampingi oleh Anggota DPRD SBT Dapil II, Gafar Rumonin, serta Camat Seram Timur, Said Awat Alhamid. Selain sebagai bentuk silaturahmi, kehadiran mereka menjadi bagian dari upaya identifikasi awal terhadap titik-titik rawan abrasi yang dinilai perlu penanganan segera.
Dalam keterangannya kepada awak media, Bahrum Weulartafella yang juga dikenal sebagai tokoh adat Negeri Kiandarat, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan wujud komitmen BPBD dalam menjawab keluhan masyarakat yang terdampak bencana alam, khususnya abrasi pantai.
“Kehadiran kami di Namalomin ini bukan sekadar kunjungan biasa, tapi bagian dari tanggung jawab moral dan struktural dalam memastikan keselamatan warga dari ancaman abrasi yang semakin meluas. Saya bersama Pak Gafar Rumonin, yang juga putra daerah, turun langsung untuk melihat kondisi di lapangan,” ungkap Bahrum.
Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2025 ini, Pemerintah Kabupaten SBT melalui BPBD mendapatkan alokasi anggaran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pembangunan talud pengaman pantai di Negeri Geser sepanjang 256 meter, dengan nilai mencapai Rp4 miliar lebih, ditambah pekerjaan kilta sepanjang 56 meter. Proyek tersebut menjadi salah satu langkah awal pemerintah dalam mitigasi bencana di wilayah pesisir.
“Saya tidak ingin berjanji, tetapi kami hadir di sini bersama-sama untuk menilai langsung apa yang bisa segera kita lakukan. Ini semua sebagai bagian dari kolaborasi antara eksekutif dan legislatif, khususnya Komisi III DPRD yang juga menjadi mitra BPBD dalam urusan kebencanaan,” jelasnya.
Bahrum menambahkan, kegiatan peninjauan ini juga sejalan dengan semangat Gerak Cepat yang diusung Bupati Fachri Husni Alkatiri dan Wakil Bupati Muh. Miftah Thoha Rumarey Wattimena dalam program 100 hari kerja.
“Sesuai dengan arahan pimpinan daerah, kami tidak ingin menunggu terlalu lama. Hari ini kami tidak hanya meninjau, tetapi juga melakukan pengukuran awal terhadap wilayah abrasi yang akan kami ajukan ke BNPB pada bulan Oktober nanti. Harapannya, pada tahun 2026 tim dari pusat bisa turun langsung melakukan verifikasi dan proses penanganannya segera dimulai,” tegasnya.
Mantan Camat Kiandarat itu juga memastikan bahwa BPBD SBT telah memetakan sejumlah titik rawan abrasi lainnya di beberapa desa di Kecamatan Seram Timur dan wilayah-wilayah pesisir lainnya di Kabupaten SBT yang selama ini menjadi langganan abrasi.
“Insya Allah, semuanya akan kami kawal. Yang terpenting, sinergi dan komunikasi terus dibangun agar proses perencanaan hingga eksekusi di lapangan berjalan baik. Tidak ada persoalan jika kita saling mendukung demi kepentingan masyarakat,” tutup Bahrum.**CNI-06