Wahai, CakraNEWS.ID- Pekan ketiga bulan Agustus tahun ini menjadi pekan yang istimewa bagi warga binaan penerima remisi di seluruh Indonesia. Tak terkecuali para narapidana beragama Kristen di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai yang melakukan ibadah syukur di Gereja Ebenhaezer Lapas, pada Minggu (17/8) malam.
Narapidana ‘YM’ menyampaikan rasa syukurnya dalam doa melalui ibadah minggu yang rutin dilaksanakan Lapas Wahai.
“Saya berdoa dan mengucap syukur atas kebaikan Tuhan melalui remisi yang saya terima. Ibadah pekan kali ini sangat bermakna bagi kami semua,” ucap ‘YM’ yang mendapat remisi umum 3 bulan dan remisi dasawarsa 90 hari itu.
Hal senada disampaikan Narapidana ‘AK’ yang beberapa hari sebelumnya berulang tahun.
“Tuhan sungguh baik, mendapat berkat berupa pertambahan usia dan pengurangan masa hukuman didalam tembok Lapas adalah bukti anugerah Tuhan yang tidak pernah berhenti bagi orang seperti saya yang telah bersalah dan berdosa ini,” tutur ‘AK’ yang genap berusia 46 tahun serta mendapat juga remisi umum 3 bulan dan remisi dasawarsa 90 hari itu.
Kepala Lapas (Kalapas) Wahai, Tersih Victor Noya, mengatakan ibadah syukur atas remisi yang diterima memiliki manfaat spiritual dan praktis bagi narapidana.
“Secara spiritual, memperkuat keimanan dan rasa syukur atas rahmat yang diberikan. Sedangkan secara praktis, remisi memotivasi narapidana untuk memperbaiki diri dan berperilaku baik, serta mempercepat proses reintegrasi sosial,” jelas Tersih yang turut beribadah bersama warga binaan di Gereja.
Ia pun berharap program pembinaan kerohanian di Lapas Wahai yang rutin dilaksanakan dapat membentuk warga binaan menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab.
“Bukan hanya kepada warga binaan yang kristen saja, yang beragama Islam pun kami imbau untuk senantiasa mengucap syukur atas rahmat dan nikmat yang diberikan Allah SWT,” tambah Kalapas.
Sementara itu, dalam ibadah yang dipimpin Penatua Musa Elake, ia menekankan bacaan Alkitab yang terambil dari 1 Raja-raja 12:1-24.
“Hikmah dari bacaan Alkitab Minggu ini adalah mengingatkan kita akan pentingnya mendengarkan nasihat yang bijak, bertindak adil, dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam keluarga, gereja, maupun masyarakat. Oleh karena itu, semoga firman Tuhan ini menjadi pedoman untuk warga binaan menjadi lebih baik dalam menjalani proses pembinaan menuju pembebasan nanti,” pesan Musa.***