Bula, CakraNEWS.ID – Semangat dan antusiasme terpancar dari raut wajah ratusan pelajar yang memadati halaman SMA Negeri 1 Seram Bagian Timur (SBT) pada Jumat (9/5/2025). Mereka adalah peserta dari berbagai jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA/SMK yang datang dari pelosok kabupaten untuk mengikuti hari kedua pelaksanaan Olimpiade Bintang Sekolah (OBS), sebuah ajang akademik yang digagas oleh Lembaga Bimbingan Belajar Eduasyik.
Sejak sore, halaman sekolah telah dipadati siswa berseragam rapi, membawa semangat dan harapan untuk membuktikan kemampuan terbaik mereka di bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Bahasa Inggris. Dengan sistem dua sesi yang membagi peserta tingkat SD dan SMP/SMA, OBS bukan hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga ruang aktualisasi diri dan wadah mempererat semangat belajar di kalangan generasi muda SBT.
Menariknya, keikutsertaan dalam ajang ini tidak terbatas pada siswa-siswa di kawasan Kota Bula. Delegasi dari kecamatan-kecamatan terpencil pun hadir dengan penuh semangat. Dari Kecamatan Teluk Waru, Tutuk Tolu, Kiandarat, Siritaun Wida Timur, hingga Seram Timur, para siswa datang menembus medan yang sulit, membawa nama baik sekolah dan harapan masyarakatnya.
Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Mawadah Kella, siswi kelas VII dari SMP Negeri 44 SBT di Kecamatan Kiandarat. Dengan langkah percaya diri, Mawadah mengikuti olimpiade Matematika bidang yang menjadi favoritnya.
Meskipun berasal dari wilayah yang jauh dan memiliki keterbatasan fasilitas belajar, ia menunjukkan bahwa semangat dan tekad mampu mengalahkan jarak dan keterbatasan.
“Ini beta (saya) sudah siap dan ikut lombanya dengan pendampingan guru sehingga tampil maksimal untuk mengharumkan nama sekolah kami dan khususnya negeri kami Kiandarat,” ujar Mawadah.
Saat ditemui di sela-sela kegiatan. Ia mengaku telah berlatih intensif selama sepekan penuh, didampingi oleh guru pendamping. Bagi Mawadah, ini adalah pengalaman pertama mengikuti olimpiade akademik. Namun, ia menjalaninya dengan antusiasme luar biasa.
“Sebelumnya saya sudah suka belajar Matematika, tapi ini baru pertama kali ikut olimpiade. Bisa bersaing dengan sekolah-sekolah di Bula adalah pengalaman berharga. Semoga bisa lanjut sampai tingkat provinsi,” ungkapnya.
Hal serupa juga terlihat pada Dinda Wajo, siswi SDIT Harapan Kita Kota Bula, yang berkompetisi pada ajang bergengsi tersebut. Dinda mengaku telah melakukan persiapan matang bersama guru dan teman-temannya, dengan latihan rutin dan pendalaman materi.
Dinda menuturkan bahwa OBS menjadi pengalaman penting yang memperkuat rasa percaya dirinya dalam mengikuti kegiatan dan secara aktif untuk bisa menjadi pengalaman tersendiri baginya.
“Seru sekali ikut olimpiade ini. Saya jadi lebih percaya diri dan merasa kemampuan saya meningkat,” katanya dengan senyum semringah.
Kegiatan OBS ini turut mendapat perhatian serius dari para pemangku kepentingan di sektor pendidikan. Salah satunya adalah Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Kiandarat, Saleh Rumain, yang hadir langsung mendampingi para peserta dari wilayahnya.
Rumain menyebutkan, ajang seperti OBS adalah wujud konkret dari upaya menciptakan generasi emas SBT, yang mampu bersaing di level lokal maupun nasional.
“Pelaksanaan OBS ini bukan hanya peluang bagi anak-anak kita untuk unjuk prestasi, tapi juga menjadi ajang evaluasi bagi para guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang efektif,” kata Rumain.
Lebih lanjut, ia menyampaikan apresiasi terhadap Eduasyik yang telah menjadi mitra strategis dunia pendidikan di SBT. Menurutnya, kehadiran lembaga bimbingan belajar nonformal ini memberikan dampak nyata dalam mendorong mutu akademik pelajar, khususnya di wilayah-wilayah yang selama ini kurang mendapat akses pembinaan intensif.
“Saya tahu Eduasyik memiliki tenaga pengajar berpengalaman, bahkan hingga tingkat internasional. Ini peluang besar. Jangan sampai kita sia-siakan. Saya mengajak semua guru di wilayah kami untuk ikut serta dalam pelatihan dan pendampingan yangditawarkan,” tegasnya.***CNI-06