Ambon, CakraNEWS.ID– Momentum pembukaan Sidang Ke-39 Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Sabtu (18/10/2025), Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM, Pdt. E.T. Maspaitella, M.Si, menyampaikan refleksi mendalam mengenai makna sidang dan arah pelayanan gereja menuju perayaan satu abad GPM.
Dalam wawancara khusus, beliau menegaskan bahwa Sidang Sinode bukan sekadar forum administratif, melainkan momentum iman untuk memperbarui komitmen pelayanan dan kesetiaan gereja terhadap panggilannya di tengah dunia.
“Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja. Hanya oleh anugerah dan kasih setia-Nya kita dimampukan menyelenggarakan Sidang Sinode Ke-39 ini,” ujar Pdt. Maspaitella mengawali perbincangan.
“Sidang ini kita hayati sebagai ruang untuk mendengar suara Allah, menilai perjalanan pelayanan, dan merumuskan arah strategis gereja dalam menyongsong satu abad GPM.”
Sidang Ke-39 GPM tahun ini, mengusung tema: ‘Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM’ (1 Petrus 5:10). Tema tersebut, menurut Ketua Sinode, memiliki makna teologis yang kuat karena menegaskan bahwa perjalanan GPM hingga kini semata-mata merupakan karya kasih karunia Allah.
“Dalam hampir seratus tahun perjalanan, GPM tetap berdiri dan berkarya di tengah masyarakat Maluku, Maluku Utara, dan berbagai belahan dunia tempat umat GPM berada,” jelasnya. “Kita bersyukur atas penyertaan Tuhan yang senantiasa melengkapi, meneguhkan, dan mengokohkan gereja ini di tengah tantangan zaman.”
Lebih lanjut, Pdt. Maspaitella menegaskan bahwa Sidang Sinode ke-39 bukan hanya ajang untuk mengambil keputusan kelembagaan, tetapi juga sarana memperdalam spiritualitas pelayanan.
Ia mengajak seluruh peserta sidang untuk hadir dengan hati yang terbuka dan komitmen yang tulus demi menghasilkan keputusan-keputusan yang mencerminkan kehendak Allah.
“Sidang ini harus menjadi perjumpaan iman, bukan sekadar rutinitas organisasi,” tegasnya. “Melalui sidang ini, kita meneguhkan panggilan gereja sebagai terang dan garam dunia—hadir membawa damai, keadilan, dan kasih di tengah masyarakat.”
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, Ketua Sinode juga menekankan peran GPM sebagai mitra moral yang turut berkontribusi bagi kesejahteraan bersama.
“GPM tidak boleh terpisah dari realitas sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lingkungan hidup masyarakat,” tuturnya. “Gereja harus menjadi saksi kasih Kristus yang relevan dan kontekstual.”
Menutup wawancara, Pdt. Maspaitella menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung terselenggaranya Sidang Sinode, mulai dari pemerintah, TNI-Polri, lembaga mitra, hingga seluruh warga GPM.
“Kami bersyukur atas dukungan semua pihak. Kiranya Sidang Ke-39 ini berjalan dalam tuntunan Roh Kudus dan menghasilkan keputusan-keputusan yang meneguhkan gereja menuju satu abad pelayanan,” pungkasnya.
Sidang Ke-39 Sinode GPM dijadwalkan menjadi momentum penting yang menandai langkah gereja memasuki abad baru pelayanannya, dengan semangat memperkuat identitas, memperdalam panggilan iman, dan memperluas karya kasih di tengah masyarakat.***