Sukses Tengah Pekan, Lapas Wahai Panen 100 Buah Mentimun dan Pare

Adventorial News

Ambon, CakraNEWS.ID- Sebanyak 100 (seratus) buah mentimun dan pare menjadi hasil panen jajaran Lembaga Pemasyarakatan Lapas Kelas III Wahai pada tengah pekan ini, yang berlangsung di kebun rumah dinas, Rabu (9/7). Kepala Lapas (Kalapas) Wahai, Tersih Victor Noya, mengapresiasi kegiatan panen tersebut yang dinilainya sukses dan luar biasa.

“Hasil panen kali kedua ini diluar dugaan, ternyata cukup banyak dan melimpah. Saya memberi apresiasi tinggi kepada warga binaan yang telah tekun bekerja sejak awal pembukaan lahan bulan Mei lalu. Panen ini menjadi bagian lanjutan dari upaya Lapas Wahai yang terus berkomitmen mengimplementasikan salah satu dari 13 Akselerasi Program Pemasyarakatan yang dicanangkan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, yakni pemberdayaan warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan” ungkap Tersih.

Dikatakannya, Lapas bukan hanya tempat warga binaan menjalani pidana, tetapi juga ruang untuk tumbuh, belajar, dan memperbaiki diri.

“Kegiatan pertanian ini adalah bagian dari pembinaan kemandirian yang nyata. Bagi para Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang juga mengikuti kegiatan panen ini, ingatlah bahwa tugas kita adalah membina, memberdayakan, dan memanusiakan,” jelas Kalapas.

Sementara itu Kepala Sub Seksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menjelaskan hasil panen kali kedua diatas lahan seluas 144 meter persegi itu.

“Beragam hasil pertanian berhasil dipanen, antara lain 72 buah mentimun seberat 29 kilogram dan 28 buah pare seberat 7 kilogram serta ditambah dengan cabe sekitar 1 kilogram. Hasil ini merupakan bukti nyata keberhasilan pengelolaan kebun rumah dinas sebagai media pembinaan produktif dan bermanfaat,” tambah Merpaty

Masih dalam suasana penuh semangat, para CASN juga turut terlibat aktif dalam proses panen yang semakin memperkuat nilai-nilai pengabdian bekerja di lingkungan pemasyarakatan. Salah satu CPNS, Nabillah Ramadinah S. Putri, mengungkapkan kekagumannya terhadap lingkungan kerja barunya di Lapas Wahai yang ternyata jauh melampaui ekspektasinya.

“Awalnya saya membayangkan tugas di Lapas hanya sebatas menjaga orang-orang yang sedang menjalani masa hukuman. Tapi ternyata, saya pun bisa belajar banyak tentang program pembinaan kemandirian disini. Salah satunya melalui kegiatan memanen hasil kerja warga binaan. Ini memberikan pandangan berbeda saya bahwa pemasyarakatan itu bukan hanya soal pengawasan, tapi juga pembinaan yang membangun dan memberdayakan,” ujar Nabillah dengan antusias.

Program pembinaan kemandirian melalui bidang pertanian tersebut menjadi bagian integral dari dukungan ketahanan pangan dan upaya Lapas Wahai untuk menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang produktif serta memberikan manfaat nyata baik bagi warga binaan maupun masyarakat sekitar. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *