Syiar Islam dari Desa Artafella: Empat Anak Keluarga Rumoga Menjadi Generasi Pencinta Al-Qur’an

Adventorial Agama Berita Pilihan News Pendidikan

Bula, CakraNEWS.ID – Di sebuah desa kecil yang dikelilingi alam hijau nan asri, gema lantunan ayat suci Al-Qur’an membelah kesunyian pagi. Desa Artafella, Kecamatan Kiandarat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Minggu (31/8/2025), menjadi saksi sebuah peristiwa penuh makna empat anak dari keluarga besar Rumoga menamatkan bacaan Al-Qur’an dalam acara khatam yang sederhana namun sarat dengan nilai spiritual.

Mufahar Rumoga, Siti Ramla Rumoga, Lisma Rumoga, dan Iqbal Rumoga empat nama itu kini menjadi kebanggaan keluarga sekaligus kebahagiaan masyarakat sekitar. Mereka adalah putra-putri dari pasangan Bapak Muhudin Rumoga dan Ibu Nur Sukunwatan serta pasangan Bapak Abdul Gafar Kilwouw dan Ibu Misba Rumoga.

Sejak kecil, anak-anak ini tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an, hingga akhirnya mampu menuntaskan bacaan kitab suci umat Islam tersebut.

Acara yang berlangsung penuh kekeluargaan itu dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci oleh keempat anak. Dengan suara lirih namun merdu, mereka melantunkan ayat demi ayat yang mampu menggetarkan hati para tamu undangan. Jufri Rumadaul, sosok yang dikenal piawai memandu acara seremonial di Kecamatan Kiandarat, tampil sebagai pembawa acara. Kehadirannya menambah khidmat suasana dengan kepiawaian merangkai kata-kata penuh makna.

Para tamu yang hadir mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga keluarga besar tampak hanyut dalam nuansa religius. Tidak sedikit yang meneteskan air mata haru, menyaksikan generasi muda dari desa ini menorehkan prestasi spiritual yang begitu berarti.

Dalam sambutannya, Lutfi Sukunwatan mewakili keluarga menyampaikan rasa syukur yang mendalam. Ia mengungkapkan bahwa keberhasilan ini adalah hasil doa, bimbingan guru mengaji, serta kerja keras anak-anak yang tekun belajar.

“Atas nama keluarga, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah hadir dalam acara ini. Kehadiran dan doa yang diberikan menjadi motivasi bagi anak-anak kami agar semakin mencintai Al-Qur’an,” ungkap Lutfi penuh haru.

Ia juga tidak lupa meminta maaf jika ada kekurangan dalam penyelenggaraan acara. Sikap rendah hati itu menambah kesan bahwa momen ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga bentuk rasa syukur yang tulus kepada Allah SWT.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kiandarat, Anwar Tuhuteru, turut memberikan tausiyah. Ia mengingatkan bahwa khatam Al-Qur’an bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

Dengan mengangkat kisah sahabat Nabi, Umar bin Khattab dan Anas bin Malik, Anwar menekankan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber segala ilmu dan jalan keberkahan.

“Umar bin Khattab pernah berkata bahwa semua ilmu ada dalam Al-Qur’an, salah satunya tentang shalat yang menjadi tiang agama. Sementara Anas bin Malik, ketika mengkhatamkan Al-Qur’an, beliau mengumpulkan orang-orang untuk bersama-sama merayakan keberkahan. Hari ini, tradisi itu kita lihat bersama dalam acara khatam ini,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan anak-anak Rumoga ini tak lepas dari doa seorang ibu dan bimbingan guru.

“Inilah bukti dari kemuliaan seorang ibu yang melahirkan, membesarkan, hingga mendidik anak-anaknya agar mampu membaca dan memahami Al-Qur’an. Semoga guru-guru yang telah membimbing mereka juga mendapat keberkahan dari Allah SWT,” tambahnya.

Acara khatam Al-Qur’an di Desa Artafella ini bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sebuah tradisi yang menjaga identitas masyarakat agar tetap dekat dengan nilai-nilai Islam. Dalam setiap lantunan ayat, tersimpan pesan tentang pentingnya menanamkan nilai spiritual sejak dini.

Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi, momen seperti ini menjadi penyejuk hati. Desa Artafella memberi teladan bahwa keluarga dan lingkungan memiliki peran penting dalam menjaga anak-anak agar tumbuh sebagai generasi Qur’ani generasi yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam iman dan akhlak.

Khatam Al-Qur’an empat anak keluarga Rumoga bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari langkah panjang menapaki jalan ilmu dan iman. Desa Artafella patut berbangga, karena dari pelosok kecil di Kabupaten Seram Bagian Timur, telah lahir generasi muda yang mencintai kitab sucinya.

Cahaya Al-Qur’an yang mereka lantunkan hari itu bukan hanya menerangi rumah keluarga Rumoga, tetapi juga menjadi pelita bagi masyarakat luas. Sebuah pesan sederhana namun mendalam: bahwa syiar Islam bisa tumbuh subur di mana saja, selama ada cinta, doa, dan keikhlasan.***CNI-01

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *