Apresiasi Kinerja Densus AT 88 Polri, Sekretaris Kompolnas Beberkan Penanganan Kasus Teroris Di Indonesia

Nasional

Kompolnas.go.id- Sebagai lembaga pengawas ekternal Polri, Komisi Kepolisian Nasional (KOMPOLNAS) memberikan apresiasi yang tinggi kepada jajaran Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri, yang telah berhasil mencegah serangan, dengan meringkus 26 anggota teroris di Provinsi Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

“Untuk penangkapan teroris di Kota Makassar Provinsi Sulsel, patut di apresiasi karena, berkaitan dengan kasus terorisme bom bunuh diri yang ada terjadi di gereja Filipina Selatan, dengan tersangka pasangan suami istri dan satu orang anak. Dari kejadian tersebut, ternyata salah seorang anak dari pasangan suami istri, yang melakukan bom bunuh di gereja Filipinan Selatan ditangkap dalam jaringan teror tersebut,”ucapn Sekretaris Kompolnas, Irjen Pol (Purn), Dr. Benny Jozua Mamoto, SH, M.Si, kepada wartawan, Jumat (5/2/2021).

Mamoto menuturkan, yang lebih menarik dari kasus tersebut, ternyata background para pelaku bom bunuh diri di gereja Filipina Selatan adalah Anggota Front Pembela Islam (FPI).

“Jadi apa yang beredar di medsos seperti video, baiah anggota FPI ke Albaghdadi, Amirnya ISIS ternyata itu betul. Dan terkonfirmasi dari hasil pemeriksaan kepada anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap di Kota Makassar Sulawesi Selatan,”Ungkapnya.

Mamoto menuturkan, Kompolnas patut memberikan apresiasi karena ternyata di samping penangkapan anggota teroris, tim Densus 88 AT juga menemukan barang bukti, rencana serangan yang ditujukan kepada markas Kepolisian atau anggota Kepolisian. Tentunya Densus 88 AT, sukses mencegah beberapa serangan. Hal yang sama juga dengan penangkapan anggota teroris di Gorontalo.

Mamoto mengisahkan, dirinya ketika menangani kasus teror di tahun 2001 dan 2002 kasus bom Bali 1 dan bom bali 2, itu sudah ditemukan informasi bagaimana pergerakan jaringan teroris, sejak dari Posso. Hingga aksi teror di kantor konsulat Filipina di Manado, yang bomnya di taruh di dalam parit atau selohkan. Akan tetapi aksi teror tersebut, ternyata terhubung dengan jaringan JI.  Dimana serangan teror bom terjadi di camp militer di Filipina Selatan.

“Jadi ketika itu camp militer Filipina menyerang camp Abubakar di Filipina Selatan, membuat Amir GI mengeluarkan fatwa agar melakukan pembalasan kepada kepentingan Filipina di mana pun berada. Makanya di Indonesia, pada bulan Agustus tahun 2000 terjadi penyerangan kantor Duta Besar Filipin di Jakarta dan kantor Konsulat Filipin di Kota Manado,”tutur Mamoto.

Mamoto mengatakan, di Gorontalo ditangkap satu kelompok,yang ternyata telah menyiapkan serangan ke markas Polri, ke anggota Polri maupun melakukan aksi perampokan. Ini berhasil di cegah oleh tim Densus 88 AT Polri. Bagaimana kalau ini sampai terjadi, tentu akan ada korban. Densus 88 AT Polri telah menunjukan pro aktif terhadap masalah tersebut.

Baca Juga: Polri Sebut Anggota FPI Berilfliasi ISIS, Dari Penangkapan 26 Teroris Jaringan JAD Di Sulsel Dan Gorontalo

“Saya tau di Gorontalo, Kasatgaswilnya sangat mumpuni, sehingga mendeteksi dini, mengidentifikasi dan berhasil menangkap para pelaku anggota teroris jaringan JAD di Gorontalo. Sekali lagi, Kompolnas memberikan apresiasi yang tinggi atas pretasi yang dilakukan oleh Densus 88 AT Polri dalam menangani masalah terorisme di Gorontalo dan Makassar Sulawesi Selatan,”Pungkasnya. (CNI-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *