Hak Perogeratif, Hermanus Tuhuteru Dipecundangi Setelah 4 Tahun Mengabdi di Desa Eti

Pemerintahan

Ambon, CakraNEWS.ID– Empat  tahun Tujuh bulan Hermanus Tuhuteru memimpin negeri Eti kecamatan Seram Barat. Tuhuteru memimpin negeri berteong Tihumetene itu sejak kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dipimpin carteker Bupati, Ujir Halid.

Kepada wartawan saat ditemui di kediamannya, Hermanus mengakui tidak pernah dievaluasi oleh pemerintah daerah.

“Saya selama menjabat kurung waktu empat tahun ini tidak pernah dievaluasi terkait masa jabatan oleh Pemda SBB. Sehingga saya pun selalu siap jika jabatan sementara ini suatu saat dilepas,” akui Hermanus, Jumat (11/6/2021).

Perihal pergantian dirinya dari jabatan penjabat desa Eti, Hermanus mengaku kecewa dengan cara yang dilakukan Bupati SBB. Pasalnya, tidak ada pemberitahuan sebelumnya.

“Saya diminta baik-baik dengan cara yang elegan. Tapi diturunkan dengan cara yang tidak baik. Diam-diam ada ada pelantikan penjabat baru tanpa sepengetahuan kami. Jangankan surat, pemberitahuan lisan saja tidak. Salah kami apa,” ungkap Hermanus.

Menurut Hermanus, pemberhentian dirinya langsung atas perintah Bupati SBB. Hal itu diketahui, saat Kadis Pemdes memberikan keterangan singkat saat masyarakat melakukan aksi protes.

“Kepada kita masyarakat, Kadis Pemdes saat itu menyatakan semua merupakan hak perogeratif pak Bupati. Tidak ada rapat BPD, pemberitahuan ke masyarakat. Semua tiba tiba saja atad perintah pimpinan,”ucap Hermanus.

Perihal kinerja, Hermanus tidak banyak bicara dan meminta wartawan sendiri langsung ke masyarakat dan dusun dusun untuk lakukan pengecekan. Selama 4 tahun 7 bulan lebih, Pemerintah desa Eti dibawa kepemimpinan Hermanus terbilang sangat baik. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya program yang terserap dengan baik dan dirasakan masyarakat secara langsung. Dusun dusun dibawa pemerintah desa Eti pun ikut merasakan keadilan darinpemerintah desa.

“Kami sadar betul. Negeri kami tepat pada poros pemerintahan kabupaten SBB. Kami sadar masyarakat kami dari latar belakang keyakinan berbeda. Demikian pula suku. Ada jawa, peranakan buton dan lain lain. Kita menjaga marwah negeri Eti didepan masyarakat dan pemrintah kabupaten ini. Eti ini barometer. Makanya slogan Kas Baae SBB kami aplikasikan disini,” paparnya.

Hermanus mengakui, event besar pemda pernah difasilitasi anggarannya oleh Pemdes. Dimana moment kedatangan menteri desa PDTT.

“Kami di Eti tidak disokong sedikitpun anggaran untuk menjamu tamu kabupaten. Kami rela berhutang demi nama baik bapa Bupati dan masyarakat khususnya,” terangnya.

Lanjut dikatakan, masih banyak lagi upaya pihaknya mewujudkan cita cita Kas Bae SBB. Hal itu dilakukan, karena menurut mereka, desa Eti tepat di poros kabupaten dan dapat dijadikan pilot projcet tatakelola pemerintahan desa yang baik.

“Tapi kalau pak Bupati bekerja dengan cara seperti ini, dimana letak sisi “Kas Bae SBB,” tanya dia.

Dia berharap, masyarakat Eti dapat menahan diri untuk tidak secara berlebihan dalam menyampaikan aspirasi protesnya. (CNI-03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *