Isi Hari Libur, Warga Binaan Lapas Wahai Tingkatkan Literasi

Adventorial News

Wahai, CakraNEWS.ID– Mengisi hari libur dengan membaca menjadi aktivitas sehat yang menambah wawasan, merangsang daya pikir, sekaligus memberikan ketenangan bagi kesehatan mental dan spiritual.

Suasana inilah yang tampak di Beranda Mesra Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai saat para Warga Binaan asyik membaca buku untuk meningkatkan literasi mereka, Minggu (14/9).

Usai pelaksanaan ibadah Minggu bersama Warga Binaan beragama Kristiani, Kepala Lapas (Kalapas) Wahai, Tersih Victor Noya, berkeliling memantau situasi di dalam Lapas dan menjumpai sejumlah Warga Binaan yang tengah memanfaatkan fasilitas perpustakaan.

“Sukacita di hari Minggu ini terasa lengkap dengan pemandangan positif seperti ini. Inilah yang kami harapkan, agar Warga Binaan benar-benar memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang berguna,” ungkap Tersih.

Ia menegaskan bahwa penyediaan ruang positif bagi pembentukan karakter Warga Binaan adalah bagian dari komitmen pelayanan.

“Konsep Pemasyarakatan adalah pembinaan, sehingga kami berkewajiban membina mereka menjadi lebih baik lewat berbagai program, salah satunya peningkatan literasi melalui penyediaan perpustakaan ini,” tambahnya.

Tersih berharap buku-buku yang dibaca Warga Binaan dapat menambah pengetahuan, menumbuhkan kreativitas, dan mengembangkan potensi diri mereka. “Meskipun perpustakaan kami sederhana karena keterbatasan ruang, penyediaan koleksi bacaan di sini telah memenuhi standar internasional Dewey Decimal Classification (DDC),” terangnya.

Standar DDC adalah sistem klasifikasi buku yang membagi pengetahuan ke dalam sepuluh kelas utama (000–900): Ilmu Komputer & Umum (000), Filsafat & Psikologi (100), Agama (200), Ilmu Sosial & Ekonomi (300), Bahasa (400), Ilmu Alam & Matematika (500), Teknologi & Kesehatan (600), Kesenian & Olahraga (700), Kesusastraan (800), serta Sejarah & Geografi (900).

“Dengan standar DDC, Warga Binaan dapat lebih mudah menemukan buku berdasarkan subjeknya, dan beberapa Warga Binaan yang kami tunjuk sebagai pustakawan juga bisa mengelola koleksi dengan lebih teratur,” jelas Tersih yang mengaku mempelajari DDC secara otodidak.

Salah satu Warga Binaan, AT, mengaku sangat terbantu dengan ketersediaan buku di perpustakaan. “Kemarin saya didiagnosis hipertensi oleh perawat Lapas. Ternyata di perpustakaan ada buku tentang tanaman obat untuk mengatasi hipertensi, jadi saya tak harus bergantung pada obat kimia,” tuturnya.

Warga Binaan lain, ZK, yang sedang membaca buku tentang peluang usaha, menuturkan hal serupa. “Buku-buku di sini membantu kami berpikir tentang masa depan. Saat bebas nanti, saya ingin membuka usaha untuk memulai hidup baru bersama keluarga,” ujarnya.

Ditempat terpisah, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, memberikan apresiasinya. “Langkah progresif Lapas Wahai ini menunjukkan komitmen nyata dalam program pembinaan kepribadian, khususnya peningkatan kecerdasan intelektual Warga Binaan. Meski fasilitas terbatas, semangat belajar mereka luar biasa dan patut diapresiasi,” puji Ricky.

Ia juga mengimbau jajaran Lapas Wahai untuk terus menguatkan tata nilai PRIMA Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, yaitu Profesional, Responsif, Integritas, Modern, dan Akuntabel.

Aktivitas membaca buku di Lapas Wahai diharapkan dapat terus menumbuhkan minat literasi, menambah ilmu pengetahuan, serta memberikan harapan dan motivasi bagi Warga Binaan sebagai bekal untuk reintegrasi sosial setelah bebas nanti. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *