Klarifikasi Dugaan Aksi Begal di Jalur Bula–Teluk Waru: Hanya Salah Paham, Bukan Tindakan Kriminal

Adventorial Berita Pilihan Lintas Nusantara Lintas peristiwa News Polri

Bula, CakraNEWS.ID — Beredarnya pesan berantai di media sosial dan aplikasi perpesanan tentang dugaan aksi pembegalan di jalur Bula–Teluk Waru, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), akhirnya diklarifikasi langsung oleh pihak yang disebut dalam pesan tersebut.

Berdasarkan keterangan yang diterima redaksi, informasi tentang adanya aksi begal pada Rabu (15/10/2025) malam ternyata tidak benar dan hanya merupakan kesalahpahaman di lapangan.

Pesan yang sempat membuat warga resah itu menyebutkan bahwa sekitar pukul 19.30 WIT, di kawasan Perusahaan Tebu, Kali Mer, sebuah mobil angkutan umum yang melayani rute Bula–Teluk Waru dicegat oleh sekelompok orang tak dikenal. Disebut pula bahwa para pelaku menggunakan lima sepeda motor, mengenakan penutup wajah, dan sempat melakukan tindakan intimidatif terhadap kendaraan yang mereka hadang.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan hal berbeda. Berdasarkan klarifikasi dari Tina Rumuar, seorang guru di SDN 9 Teluk Waru yang menjadi salah satu penumpang dalam kendaraan tersebut, peristiwa yang terjadi bukanlah aksi begal, melainkan murni salah paham akibat situasi gelap dan kondisi yang menimbulkan kepanikan.

Saat dimintai keterangannya di Polres Seram Bagian Timur pada Jumat (17/10/2025), Tina Rumuar menjelaskan bahwa kejadian yang dimaksud sebenarnya berlangsung sekitar pukul 03.30 dini hari di kawasan Perusahaan Tebu, Desa Dawang.

Ia dan beberapa penumpang saat itu melihat dua hingga tiga orang keluar dari semak-semak sambil membawa senter ponsel, sehingga menimbulkan dugaan adanya niat jahat.

“Beta (saya) klarifikasi terkait dengan bahasa begal yang sudah tersebar di media sosial. Memang malam itu mobil stop, dan ada orang keluar dari semak-semak pakai senter HP. Tapi setelah dicek, ternyata itu ade-ade dari SMK Negeri 4 SBT yang sementara PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di perusahaan tebu. Mereka hanya mencari sayur paku-paku untuk dimasak, bukan mau begal,” jelas Tina di hadapan penyidik.

Ia melanjutkan, kesalahpahaman itu terjadi karena situasi di lokasi sangat gelap dan penumpang merasa panik ketika melihat gerakan orang-orang di pinggir jalan.

“Cuman karena waktu itu sudah malam, katong (kami) juga seng kenaleteka (tidak mengenali) mereka, akhirnya kami pikir itu begal. Padahal mereka cuma anak-anak sekolah yang sementara cari sayur,” tambahnya.

Tina Rumuar juga menegaskan bahwa tidak ada tindakan kekerasan atau percobaan perampasan terhadap kendaraan. Semua penumpang dalam keadaan selamat, dan kendaraan melanjutkan perjalanan tanpa hambatan setelah situasi dinyatakan aman.

Melalui pernyataannya di Polres SBT, Tina menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur, khususnya warga Kecamatan Teluk Waru, atas kesalahpahaman yang sempat menimbulkan keresahan.

“Beta minta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat SBT dan khususnya warga Teluk Waru, karena bahasa yang tersebar itu ternyata tidak benar. Teman-teman guru dan pegawai yang bertugas di sana jangan lagi takut, sebab itu bukan kejadian begal,” ujarnya.

Pihak Polres Seram Bagian Timur juga mengonfirmasi bahwa laporan dugaan begal tersebut telah diklarifikasi dan tidak ditemukan unsur tindak pidana. Polisi mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi, terutama yang belum terverifikasi kebenarannya, untuk mencegah munculnya kepanikan di tengah masyarakat.***CNI-01

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *