Luhu, CakraNEWS.ID– Ketegangan sempat terjadi di Balai Negeri Luhu, Sabtu (8/2/2025), saat Pemerintah Negeri Luhu membubarkan pertemuan sekelompok warga yang mengatasnamakan Dewan Adat Negeri Luhu. Insiden ini berujung pada adu mulut hingga perkelahian, sebelum akhirnya situasi dapat dikendalikan dengan cepat oleh pihak kepolisian yang dipimpin Kapolsek Huamual, Salim Balanipa.
Pemerintah Negeri Luhu: Pertemuan Tidak Sah dan Berpotensi Ganggu Ketertiban
Raja Negeri Luhu, Hj. Abdul Gani Kaliki, menegaskan bahwa pertemuan tersebut digelar tanpa izin resmi dan tanpa koordinasi dengan Pemerintah Negeri Luhu sebagai pemangku adat yang sah.
“Kami telah menyurati Kapolsek agar pertemuan ini dihentikan karena tidak memiliki dasar yang jelas. Mereka mengatasnamakan Dewan Adat tanpa konfirmasi atau persetujuan resmi dari pemerintah negeri. Kami bertanggung jawab atas stabilitas keamanan dan adat di negeri ini, sehingga setiap kegiatan yang berpotensi mengganggu ketertiban tentu akan kami tindak,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut awalnya diinformasikan sebagai diskusi terkait hasil program anggota DPRD. Namun, dalam pelaksanaannya, justru dilakukan pengukuhan adat yang tidak melalui prosedur resmi.
“Kalau benar ingin membahas agenda DPRD, tentu kami akan mendukung. Tapi faktanya, mereka menggelar pengukuhan adat yang berpotensi menimbulkan polemik di masyarakat. Ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan upaya yang bisa memicu ketegangan di negeri yang sedang damai ini,” tambahnya.
Kapolsek Huamual Bergerak Cepat untuk Meredam Situasi
Menanggapi situasi yang memanas, Kapolsek Huamual, Salim Balanipa, segera mengerahkan personelnya untuk mengamankan lokasi dan menenangkan kedua belah pihak. Kepolisian berperan aktif dalam menengahi ketegangan serta memastikan tidak ada bentrokan lebih lanjut.
“Kami langsung turun ke lapangan untuk memastikan situasi tetap terkendali. Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah prioritas utama. Kami mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan perbedaan dengan musyawarah, bukan dengan emosi atau tindakan yang bisa memperkeruh suasana,” ujar Kapolsek.
Ia juga menegaskan bahwa kepolisian akan terus memantau perkembangan situasi dan mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan di Negeri Luhu.
“Kami berkomitmen untuk menjaga stabilitas di wilayah ini dan siap berkoordinasi dengan pemerintah negeri serta tokoh masyarakat guna memastikan keamanan tetap terjaga,” tambahnya.
Tokoh Pemuda Serukan Penguatan Koordinasi Keamanan
Menanggapi kejadian tersebut, tokoh pemuda Luhu, Haris Payapo, menilai bahwa insiden ini menunjukkan pentingnya koordinasi yang lebih baik antara aparat keamanan, pemerintah negeri, dan masyarakat dalam mencegah potensi konflik.
“Kami berharap semua pihak lebih mengutamakan komunikasi yang baik dan mencegah gesekan antarwarga. Keamanan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah atau aparat,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya dialog dan keterbukaan dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat luas, termasuk dalam hal adat dan pemerintahan negeri.
Situasi Berangsur Kondusif, Masyarakat Diharapkan Tetap Tenang
Berkat kesigapan aparat kepolisian dan pemerintah negeri, situasi di Negeri Luhu kini telah kembali kondusif. Pihak kepolisian terus berkoordinasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk memastikan tidak ada ketegangan lanjutan.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang serta mengedepankan pendekatan damai dalam menyelesaikan perbedaan. Semua pihak diharapkan dapat bersinergi dalam menjaga stabilitas sosial dan keamanan di Negeri Luhu demi terciptanya kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan sejahtera.*** CNI-04