Rayakan HUT GPM, Lapas Wahai Tingkatkan Spiritualitas Warga Binaan di Masa Pembinaan

Adventorial News

Wahai, CakraNEWS.ID– Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-90 Gereja Protestan Maluku (GPM) yang diperingati seluruh kalangan kristiani di Propinsi Maluku turut dirayakan oleh Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai melalui ibadah yang bertempat di Gereja Ebenhaezer Lapas, Sabtu (6/9).

Kegiatan yang turut diikuti para petugas beragama kristen yang tergabung dalam Persekutuan Oikumene itu merupakan bentuk dorongan peningkatan spritualitas bagi warga binaan dalam menjalani masa pembinaan.

Ibadah Syukur HUT GPM dipimpin oleh Pendeta Lidya Alfons, dengan pembacaan Alkitab pada kitab Markus 4:1–9 dengan judul ‘Perumpamaan tentang seorang penabur’.

Dalam khotbahnya, Pendeta Lidya menekankan bahwa firman Tuhan bagaikan benih yang ditaburkan dan setiap hati manusia adalah tanah tempat benih itu tumbuh.

Warga binaan maupun jemaat yang hadir diajak untuk membuka hati dan hidup dalam kasih sehingga firman Tuhan dapat berakar, bertumbuh, dan menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Usai ibadah, Kepala Subseksi Keamanan dan Ketertiban, Usman Bakri, yang turut mengawal jalannya ibadah menyampaikan bahwa momentum HUT GPM merupakan bagian dari pembinaan kepribadian yang berkelanjutan didalam Lapas.

“Perayaan HUT GPM ini kita maknai sebagai kesempatan untuk memperkuat nilai-nilai iman, kasih, dan persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari warga binaan. Melalui pembinaan rohani seperti ini, diharapkan mereka dapat termotivasi untuk memperbaiki diri, menanamkan nilai-nilai moral, serta mempersiapkan diri kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Persekutuan Oikumene Lapas, Frans Tepal, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas dukungan Warga Binaan yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ‘Pekan Spiritual’ hingga puncak terselenggaranya perayaan HUT GPM tahun ini.

“Kami merasa bersyukur dapat merayakan HUT GPM bersama di dalam Lapas. Dukungan dari pihak Lapas menunjukkan perhatian besar terhadap pembinaan iman warga binaan. Harapan kami, kegiatan ini semakin mempererat persaudaraan diantara kita semua dan menjadi motivasi untuk terus berjalan dalam kasih Tuhan,” ujarnya.

Ditempat terpisah, Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, mengatakan tidak ada momen keagamaan di lingkungan masyarakat yang tidak terlaksana didalam tembok Lapas.

“Terkecuali untuk Agama Hindu dan Budha karena tidak ada warga binaan penganut disini. Selebihnya, semua hari keagamaan Islam maupun kristen kita turut melaksanakannya sebagai bentuk penyesuaian kondisi serta tentunya dukungan pembinaan kepribadian di bidang kerohanian,” ungkap Tersih.

Ia pun berharap ‘Pekan Spiritual’ yang telah terlaksana mampu berdampak pada peningkatan keimanan dan ketaqwaan warga binaan kristiani maupun Islam selama menjalani masa pembinaan.

Dipenghujung kegiatan, Persekutuan Oikumene Lapas membagikan sejumlah hadiah lomba yang telah dilakukan selama ‘Pekan Spiritual’ sehingga semakin menambah suasana sukacita dan menjadi bentuk dukungan bagi warga binaan untuk menjalani masa pembinaan dengan lebih baik lagi hingga menjalani reintegrasi sosial nanti.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *