Wakil Bupati SBT Tegaskan Komitmen Pemerintah Daerah terhadap Pendidikan dan Literasi Digital

Adventorial Berita Pilihan Community News Pemerintahan Pendidikan

Bula, CakraNEWS.ID – Wakil Bupati Seram Bagian Timur (SBT), Muh. Miftah Thoha Rumarey Wattimena, menegaskan bahwa sektor pendidikan tetap menjadi prioritas utama Pemerintah Daerah meskipun saat ini Indonesia, termasuk SBT, tengah menghadapi tantangan efisiensi anggaran.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Bupati saat menjadi narasumber dalam Talk Show memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Insan Cita Kampung Wailolla di Kota Bula, Jumat (2/5/2025) malam.

Dalam kesempatan itu, Wattimena mengakui bahwa ruang-ruang diskusi publik seperti talk show ini menjadi penting sebagai sarana menyerap aspirasi masyarakat dan menajamkan arah kebijakan pemerintah, khususnya dalam sektor pendidikan.

“Kami di pemerintah daerah akan melakukan rapat internal untuk mengidentifikasi kebutuhan strategis guna meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk literasi digital di Kabupaten SBT,” ungkapnya di hadapan peserta talk show.

Wakil Bupati menekankan bahwa pendidikan merupakan bagian integral dari visi besar Pemerintah Kabupaten SBT, yakni SBT Cerdas. Dia menegaskan, bersama Bupati, mereka memiliki komitmen penuh untuk membangun sistem pendidikan yang inklusif, adaptif, dan responsif terhadap tantangan zaman.

Meski demikian, Wattimena menyebutkan bahwa sebagai pemerintahan baru, pihaknya masih dalam proses penataan birokrasi secara menyeluruh sebelum secara penuh menggulirkan program-program unggulan di sektor pendidikan.

“Kami memahami ekspektasi publik sangat tinggi, namun saat ini kami sedang menata ulang birokrasi agar fondasi kebijakan kami lebih kokoh dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam talk show yang berlangsung dinamis itu, Wakil Bupati juga menyoroti tantangan besar yang muncul di era digital, terutama menyangkut rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat. Ia menyesalkan maraknya perilaku negatif di media sosial seperti ujaran kebencian, perundungan digital, hingga penyebaran informasi pribadi yang tidak pantas.

“Ini bukan hanya soal teknologi, tapi menyangkut nilai dan etika. Banyak di antara kita memposting aib sendiri atau orang lain tanpa berpikir dua kali, hanya demi sensasi sesaat,” ucapnya prihatin.

Menurutnya, pendidikan literasi digital harus dimulai sejak usia dini. Anak-anak, kata dia, tidak hanya perlu diajarkan cara menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana bersikap dengan bijak di dunia digital. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan guru dan orang tua dalam proses ini.

“Literasi digital bukan hanya untuk anak muda, tapi seluruh lapisan, termasuk birokrasi. Aparatur negara pun harus melek digital agar tidak tertinggal,” ujarnya tegas.

Wattimena menegaskan, ke depan, kemampuan literasi digital bukan lagi pilihan, tetapi menjadi prasyarat utama untuk dapat bersaing, bahkan bertahan dalam perkembangan zaman yang begitu cepat.

“Anak-anak kita tidak boleh hanya jadi penonton dalam era digital, tapi harus menjadi pelaku inovasi. Mereka harus menjadi kreator yang beretika dan mampu memberi dampak positif bagi lingkungannya,” imbuhnya.

Menutup penyampaiannya, Wakil Bupati mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan literasi digital sebagai kekuatan utama dalam membentuk generasi SBT yang tangguh, kritis, kreatif, dan penuh empati.***CNI-06

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *