100 Hari Pemerintahan Fachri-Vitho, DPRD SBT Soroti Minimnya Progres

Adventorial Berita Pilihan Lintas peristiwa News Pemerintahan Politik

Bula, CakraNEWS.ID – Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Abdul Azis Yanlua, melayangkan kritik tajam terhadap kinerja pemerintahan Bupati Fachri Husni Alkatiri dan Wakil Bupati Muh. Miftah Thoha Rumarey Wattimena (Vitho) yang dinilainya belum menunjukkan capaian signifikan dalam 100 hari pertama masa kerja.

Pernyataan tersebut disampaikan Yanlua dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Sekretaris Daerah dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Gedung DPRD SBT, Rabu (10/6/2025).

Dalam forum tersebut, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu secara tegas menyampaikan kekecewaannya.

“Saya masih banyak kesal karena sampai hari ini, yang baru terlihat hanya proses bagi-bagi SK. Tidak ada hal strategis yang menjadi pembeda dalam kinerja pemerintahan saat ini,” ungkap Yanlua.

Menurutnya, berbagai program yang dijanjikan dalam visi “Gerak Cepat” oleh pasangan Fachri-Vitho, mulai dari SBT Cerdas, SBT Sehat, SBT Sejahtera, hingga SBT Berbudi Luhur, belum membuahkan hasil yang nyata di tengah masyarakat.

Yanlua menilai, program-program tersebut sejauh ini hanya terwujud dalam rotasi birokrasi dan pengangkatan pejabat desa, bukan pada aspek pelayanan publik atau peningkatan kesejahteraan rakyat.

Lebih lanjut, Yanlua yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi I menekankan pentingnya perhatian terhadap ketimpangan ekonomi yang masih sangat tajam di wilayah SBT.

Ia menyebut bahwa pembenahan birokrasi saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan strategi yang konkret untuk mengatasi kemiskinan ekstrem.

“Sekali lagi saya katakan, kita bisa atur birokrasi sebaik mungkin, tapi kalau disparitas ekonomi masih tinggi, kita tetap saja menjadi kabupaten dengan status miskin ekstrem,” tegasnya.

Politisi muda partai besutan Megawati Soekarnoputri itu mengutip data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang mencatat SBT sebagai salah satu kabupaten dengan tingkat kemiskinan ekstrem pada tahun 2022.

“Saya berharap pemerintahan ini bisa tampil lebih baik. Kita tidak bisa menyulap keadaan, tetapi jika tidak ada upaya keluar dari zona stagnasi ini, maka status miskin ekstrem akan tetap melekat pada daerah ini,” ujar Yanlua menutup pernyataannya.***CNI-01

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *