Bula, CakraNEWS.ID – Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Generasi Muda Mathla’ul Anwar (DPD GEMA MA) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Aswat Rumfoth, memberikan apresiasi tinggi terhadap kebijakan Bupati Fachri Husni Alkatiri yang dinilai berani dan strategis dalam pembangunan daerah.
Salah satu langkah yang menjadi sorotan adalah alokasi tenaga Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu dalam jumlah besar.
“Selaku generasi muda, kami tentu mengapresiasi langkah berani Bupati Fachri Alkatiri dan Wakil Bupati Muh. Miftah Thoha Rumarey Wattimena yang secara resmi mengalokasikan tenaga PPPK paruh waktu dalam jumlah yang cukup besar. Ini adalah angka tertinggi di 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku, bahkan melampaui kuota provinsi itu sendiri,” ujar Rumfoth saat diwawancarai CakraNEWS.ID, Selasa (16/9/2025).
Menurut Rumfoth, jumlah 3.258 tenaga PPPK paruh waktu bukanlah angka kecil, melainkan sebuah kebijakan monumental yang menunjukkan komitmen serius pemerintah daerah dalam memperkuat pelayanan publik, terutama di sektor vital seperti kesehatan dan pendidikan.
“Tidak semua kepala daerah di Indonesia mampu mengambil keputusan berani seperti ini. Hanya Bupati Seram Bagian Timur yang bisa melakukannya. Karena itu, kami dari GEMA MA sangat memberikan apresiasi,” tegas mantan Ketua PD KAMMI SBT tersebut.
Lebih jauh, Rumfoth menyebutkan bahwa kebijakan tersebut sekaligus menjawab keraguan publik terkait komitmen Bupati Fachri Alkatiri dalam membangun daerah.
Ia mencontohkan, program kesehatan gratis yang masih dijalankan hingga kini merupakan bukti konsistensi pemerintah daerah dalam memenuhi janji dan kebutuhan masyarakat.
“Keraguan publik terhadap kepemimpinan Bupati Fachri sedikit demi sedikit mulai terjawab. Program kesehatan gratis, optimalisasi pelayanan di Dinas Kesehatan dan RSUD, hingga kebijakan PPPK paruh waktu menjadi bukti nyata yang kita rasakan, meski tidak semua terlihat langsung di permukaan,” katanya.
Selain itu, Rumfoth menilai langkah Bupati Fachri dalam mendorong percepatan realisasi Participating Interest (PI) 10 persen pada sektor migas juga sangat tepat.
Menurutnya, kebijakan ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi penguatan ekonomi lokal dan membuka ruang bagi daerah untuk memperoleh manfaat langsung dari potensi sumber daya alam yang dimiliki.
“PI 10 persen adalah langkah strategis. Kami menilai kebijakan ini akan memperkuat ekonomi daerah dan memberikan dampak luas bagi masyarakat SBT,” ucapnya.
Rumfoth juga menyoroti kebijakan pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati Fachri Alkatiri terkait hilirisasi sagu. Menurutnya, program tersebut menjadi salah satu terobosan penting untuk membangkitkan kembali potensi pangan lokal yang selama ini terabaikan.
“Upaya hilirisasi sagu ibarat membangkitkan batang terendam. Selama ini sagu sebagai pangan lokal potensial sering terlupakan. Dengan adanya program hilirisasi, diharapkan tercipta inovasi produk olahan sagu yang mampu meningkatkan produktivitas sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Ia menambahkan, keberhasilan hilirisasi sagu tidak hanya bergantung pada peran pemerintah, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat, pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya.
Menurutnya, sinergi itu penting agar produk olahan sagu bisa menarik minat pasar, baik di dalam daerah maupun di luar SBT.
“Jika hilirisasi berjalan optimal, maka bukan hanya ekonomi lokal yang terangkat, tetapi juga identitas pangan daerah akan semakin kuat di level regional maupun nasional,” tambah Rumfoth.
Sebagai representasi generasi muda, Rumfoth menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung langkah-langkah pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah, khususnya yang berkaitan dengan penguatan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Generasi muda SBT siap menjadi mitra kritis sekaligus konstruktif. Kami akan mendukung setiap kebijakan yang berpihak pada rakyat, serta mengawal agar semua program benar-benar terealisasi,” tutupnya.***CNI-01