Kompolnas Pastikan Aliran Sesat Hakeko Balakasuta Di Banten, Tidak Ada Kaitan Dengan Ajaran Agama Islam

Nasional

Jakarta,CakraNEWS.ID- Komisi Kepolisian Nasional (KOMPOLNAS) pastikan aliran sesat Hakeko Balakasuta, di Banten, tidak ada kaitanya dengan ajaran agama Islam.

“Jadi dalam Islam tidak dikenal lagi ada utusan Allah sebagai Rasul setelah Nabi Muhammad. Jadi apabila dikemudian hari ada orang yang mengaku sebagai utusan Allah sebagaimana pimpinan aliran Hakeko Balakasuta yang berhasil di amankan oleh Polda Banten, di pastikan bukan ajaran Islam,”tegas Anggota Kompolnas, H. Mohammad Dawam, saat di konfirmasi Wartawan melalui telephone selulernya, Senin (15/3/2021)

Dawam menegaskan, dalam Islam hanya mengenal bentuk Syahadat yang sudah baku: Asyhadu An Laa Ilaaha Ilaa Allahu, Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah. (Seorang Muslim menyatakan: Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusanNya).

Menurutnya, ajaran Islam akan selalu mengacu pada tiga aspek, yaitu cara ber-Iman atau Tauhid, yakni keyakinan dan ideologi seseorang, cara ber-Islam atau Syariat seseorang, yakni tata cara penegakan hukum yang mengatur baik kehidupan pribadi dan sosial. Cara ber-Ihsan, yakni etika dan akhlak mulia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari ketiga aspek diatas harus dilaksanakan dengan cara, proses dan mekanisme yang baik dan tidak melanggar hukum.

“Pemahaman ber-Islam yang benar pasti melalui cara, proses dan mekanisme yang benar, baik, tidak melanggar hukum dan bahkan menginspirasi pihak lain untuk sama sama melakukan perbaikan baik dalam konteks personal maupun kenegaraan. Melihat dan membaca aliran Hakikok diatas tidak ada kaitannya dengan ajaran dasar Islam,”ucap Gus Dawam, sapaan akrab, H.Mohammad Dawam.

Dawam mengatakan, Kompolnas mendukung, tindakan hukum yang dilakukan oleh Polda Banten, dengan harapan ada edukasi publik yang terukur. Tentunya dalam penegakan hukumnya juga melibatkan ahli bidang agama.

“Dengan demikian, diharapkan tidak ada aliaran-aliaran agama baru lagi di Indonesia yang justru bertentangan dengan prinsip dan ajaran dasar agama,”Pintanya.

Dikutip dari media JPNN,Polisi mengamankan 16 orang diduga pengikut aliran sesat Hakekok Balakasuta, yang menjalankan ritual berendam di rawa tanpa busana. Ironisnya, ritual tak senonoh itu juga diikuti oleh tiga orang anak di antara pria dan wanita dewasa. Ironisnya, ritual tak senonoh itu juga diikuti oleh tiga orang anak di antara pria dan wanita dewasa.

“Ada delapan orang laki-laki, lima perempuan dan tiga orang anak,” kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi, Jumat (12/3).

Saat diperiksa, beberapa pelaku aliran sesat itu mengaku diperintah Arya selaku pimpinan.

“Ini merupakan arahan dari saudara Arya sebagai Ketua Kauman aliran Balakasuta,” ungkap Edi.

Kegiatan aliran sesat Hakekok Balakasuta awalnya dilakukan di kediaman pelaku Ati atau Atikah. Di mana kegiatan tersebut setiap bulannya diadakan pertemuan pada hari Minggu Wage.

“Saat memulai acara pertemuan diawali dengan membaca kidung dengan bahasa daerah atau Sunda,” ujar Edi menambahkan.

Bagi orang yang pengin bergabung aliran sesat tersebut, lanjut dia, diwajibkan membaca kalimat Syahadat. Namun, kalimat Syahadat ala Hakekok Balakasuta berbeda sebagaimana yang berlaku dalam syariat Islam, yakni “Sahadatan ala ila ha illah wasahadatan ala saidin muhammad ama sepuh.”

Adapun maksud dari syahadat tersebut ialah mereka lebih menyakini ‘Ama Sepuh’ ketimbang Allah SWT dan Nabi Mumammad SAW. Kemudian, Ary selaku pemimpin aliran mengaku sebagai utusan ‘Ama Sepuh’.

“Dia (Arya, red) mengeklaim dapat memberikan keselamatan dunia akhirat dan menjadikan pengikutnya kaya raya,” tambah Edi lagi.

Terkait ritual mandi bareng di rawa tanpa busana itu, mereka meyakini sebagai upaya pembersihan diri dari dosa. Belasan orang yang diamankan masih menjalani pemeriksaan dan berstatus terperiksa. (CNI-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *