Kompolnas Tegaskan Netralitas Polri, Dan Utamakan Protokol Kesehatan Pada Pilkada 2020

Nasional

Jakarta,CakraNEWS.ID- Kompolnas dalam konteks sebagai pengawas eksternal Polri tentunya mengingatkan kembali kepada jajaran Polri untuk bersifat netral dalam Pilkada 2020.

“Kita semua tau ada upaya-upaya dari paslon Pilkada untuk mendekat, untuk mempengharui dan memanfaatkan aparat. Ini tentunya harus dihindari karena ada resiko yang harus di tanggung,” ungkap Sekretaris Komisi Kepolisian Nasional Republik Indonesia, Irjen Pol (Purn), Dr. Benny Jozua Mamoto, yang ditemui Wartawan diruangan kerjanya, Kamis (5/11/2020).

Mamoto juga menghimbau kepada anggota Polri, untuk waspada terhadap trik-trik pasalangan calon Pilkada,yang sering memanfaatkan moment-moment tertentu, yang sering menjadi jebakan bagi anggota Polri

“Harus waspada, ketika diajak berfoto,ketika diundang dalam suatu acara, kita harus waspada berpikir janganlah moment itu di manfaatkan, di ekplose, di bloowup, yang kemudian terkesan anggota Polri berpihak pada calon tertentu. Ini sering terjadi, olehnya itu hindarilah segala kemungkinan yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh satu pasangan, seolah-olah aparat Polisi hanya mendukung hanya satu pihak,”himbau Mamoto

Mamoto juga menghimbau, kepada aparat Kepolisian yang memiliki tanggung jawab mengamankan jalannya Pilkada,proses Pilkada dari masa kampanye hingga pencoblosan nanti, agar melakukan pendekatan-pendekatan, edukatif, persuasif.

“Anggota Polri yang bertugas mengamankan jalannya Pilkada tahun 2020, harus paham kondisi masyarakat yang terdampak Covid-19, baik dari sisi kehidupan, sisi pendapatan, sisi ekonomi dan tingkat stress. Ini akan mengundang kerawanan tersendiri seandainya aparat dalam bertindak tepat. Hindari sikap keras, tegas boleh, tapi jangan keras, gunakan kata-kata, kalimat yang sifatnya himbauan yang edukatif, ini penting. Ketika aparat menggunakan kata-kata yang kasar, pendekatan yang kasar kepada masyarakat, akan menimbulkan kontra produktif. Karena masyarakat kita dalam kondisi stress, dalam kondisi menderita, sehingga sangat sensitif ketika ditegur,”Ucapnya.

Mamoto mengatakan, aparat Kepolisian dalam mengankan Pilkada tahun 2020, harus menjadi contoh,bagimana melaksanakan protokol kesehatan, bagaimana menghimbau masyarakat dengan cara-cara yang sopan, cara-cara yang simpatik sehingga masyarakat akan mau mendengar dan mengikuti himbauan yang diberikan oleh pihak Kepolisian.

“Pilkada tahun 2020, ditengah pandemic Covid-19 yang diutamakan adalah faktor kesehatan. Sebagai contoh beberapa Calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan terlibat Pilkada terpapar Covid-19, bahkan sampai ada yang meninggal. Terlebih bagi para pendukungnya perlu diedukasi untuk mematuhi protokol kesehatan.

Mamato mengatakan, para calon juga harus mematuhi aturan kampanye selama pandemic Covid-19 agar jangan pendukungnya yang menjadi korban penularan Covid-19.

“Protokol kesehatan harus dipatuhi menyangkut masalah kerumunan masa, penggunaan masker, jaga jarak, mencuci tangan dan harus menjaga kondisi kebugaran tubuh, ini menjadi penting,”ujar Benny Mamoto. (CNI-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *