Makan Patita Idul Fitri, Masyarakat Salam dan Sarane Di Negeri Adat Lafa- Malteng

Agama

Maluku,CakraNEWS.ID- Bingkai kerukunan umat beragama di Negeri Para Raja-Raja, Provinsi Maluku, yang terbalut tradisi adat para Leluhur, Makan Patita mewarnai perayaan Idul Fitri di tengah-tengah kehidupan masyarakat Salam (Islam) dan Sarane (Kristen) yang ada di Negeri Adat Lafa, Kecamatan Telutih, Kabupaten Maluku Tengah,  (8/6/2019)

Makan Patita (Makan Bersama) tentu bukan hal baru bagi masyarakat Maluku sebab tradisi ini sudah dilakukan sejak para leluhur. Tradisi adat para Leluluhur  yang terbalut persaudaraan Pela Gandong itulah yang dilakukan oleh masyarakat Negeri Adat Lafa dengan menggelar makan patita Idul Fitri masyarakat muslim dan kristen di Negeri tersebut.

Makan bersama orang Basudara (Islam dan Kristen) dilakukan oleh masyarakat Negeri Lafa sebagai bentuk rasa syukur atas pertolongan Tuhan bagi saudara salam (Islam) yang menjalani puasa sebulan lamanya dan memasuki hari Kemenangan Idul Fitri 1440/Hijria.

Kegiatan ini merupakan wujud dari sinergitas Gereja bersama Pemerintah Negeri Lafa dan Staf Kasisi Mesjid Nurul Fatah. Karena itu semua pelayan dan umat Jemaat GPM Lafa terlibat langsung dalam seluruh persiapan hingga berlangsungnya kegiatan ini.

Hari ini sebelum acara Patita Idul Fitri dimulai, hujan deras turun membasahi bumi Lounusa, tetapi semangat semua masyarakat Lafa membuat hujan seakan malu. Tetapi sesungguhnya sebagai insan beragama kami percaya bahwa Allah penguasa alam ini telah memberi restunya bagi kami.

Makan Patita Idul Fitri boleh berlangsung dengan sukses dan diawali dengan serangkaian acara seremonial. Termasuk akta satu darah yang merupakan janji hidup orang saudara. Akta ini ditandai dengan makan sirih pinang, berjumpa tetua adat antara komunitas Islam dan Kristen mereka mengaktakan janji atau ajaran para leluhur mereka untuk menjadikan hidup rukun dan damai.

Harapan kami Kegiatan Patita Idul Fitri ini dapat terus menghidupkan spirit orang saudara, agar suara kedamaian terus berbunyi dari Lafa, Seperti gemuruh suara Tahuri Persaudaraan yang mengingatkan, anda salam (Islam) Beta Sarane (Kristen), tapi Kita orang saudara. Kalo Tahuri suda dibunyikan, maka perdamaian itu harga mati. (CNI/Pdt Lia Leatomu,S.Si- Pendeta Jemaat Lafa) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *