Piru, CakraNEWS.ID– Dalam semangat memperkuat kerukunan antarumat beragama, Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Seram Barat menggelar kegiatan Makan Patita Lintas Agama yang melibatkan umat Muslim, umat Katolik, dan umat Kristiani dari berbagai denominasi di Desa Piru, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), pada Senin, 26 Mei 2025.
Kegiatan ini berlangsung di Dusun Waimeteng Pantai (Waipan), dan menjadi simbol nyata keharmonisan dan persatuan masyarakat lintas iman di Bumi Saka Mese Nusa.
Dengan tema “Mempererat Silaturahmi, Kebersamaan dan Persatuan antara Umat Beragama dalam Membangun Bumi Saka Mese Nusa”, acara ini mendapat sambutan hangat dari berbagai tokoh agama dan pemerintah daerah.
Acara dibuka oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten SBB, Frets Kwalemine, yang hadir mewakili Bupati SBB.
Dalam sambutan tertulis Bupati yang dibacakannya, pemerintah daerah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh tokoh agama, baik dari kalangan Muslim, Katolik, maupun Protestan, yang senantiasa membimbing umat dengan pesan-pesan damai, toleransi, dan persaudaraan.
“Kegiatan ini adalah cermin dari persatuan orang basudara. Kami sangat mengapresiasi inisiatif Klasis GPM Seram Barat dan seluruh panitia yang telah bekerja keras mewujudkan kegiatan lintas agama ini,” ujar Kwalemine.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten SBB, Imbran Siolombona, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyatakan bahwa Islam pun mengajarkan pentingnya hubungan harmonis antar sesama manusia.
Ia menyambut baik pelaksanaan Makan Patita ini sebagai bentuk nyata persaudaraan yang harus dirawat bersama.
“Kegiatan seperti ini tidak hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga memperkuat nilai-nilai keagamaan yang universal. Kami berharap ini bisa menjadi agenda tahunan yang terus dilestarikan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Klasis GPM Seram Barat, Pendeta Heinard Talarima, M.Th, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi rencana pelayanan gereja yang telah dirancang secara menyeluruh di lingkungan Klasis Seram Barat.
“Ini merupakan tahun terakhir dari seluruh perencanaan lima tahunan kami. Kami bersyukur kegiatan Makan Patita ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dan umat lintas agama. Ini menjadi penguatan moral dan spiritual bagi kita semua,” katanya.
Makan Patita, sebagai warisan budaya Maluku, bukan hanya tradisi makan bersama, melainkan lambang kuat persaudaraan, persatuan, dan kesetaraan di tengah masyarakat yang majemuk.
Melalui kegiatan ini, Seram Barat kembali menunjukkan bahwa nilai-nilai kebersamaan dan toleransi tetap hidup dan dijaga oleh seluruh elemen masyarakat.*** CNI-04