Sambangi Warga Hualoy Dan Latu Seram Bagian Barat, KH Hendra Umar Farid Sampaikan Pesan Damai

Polri

SBB,CakraNEWS.ID- Disela-sela kunjungan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Prof. KH. Hendra Umar Farid, melaksanakan kegiatan safari dan ceramah kedamaian disejumlah desa dan dusun di Kabupaten SBB. Kegiatan yang dilaksanakan oleh pengasuh salah satu pondok pesantren ternama di Provinsi Lampung, seusai memberikan ceramah saat pelaksanaan tabliq akbar yang digelar oleh Polres SBB, di Kota Piru, akhir pekan kemarin.

Selama dua hari terakhir, Prof. KH. Hendra Umar Farid menyambangi, desa Latu, dan desa Hualoy, kecamatan Amalatu SBB. Kedua desa tersebut selama ini, sering terlibat bertikai.

Dalam ceramahnya Prof. KH. Hendra Umar Farid mengatakan, Islam datang untuk menyatukan hati, merapatkan barisan dan mengarahkan kepada satu persatuan sambil menjauhi sebab-sebab perpecahan, yang menjadikannya lemah.

Menurutnya, tujuan persatuan ini agar dapat mewujudkan nilai-nilai yang luhur dan tujuan mulia, yaitu agar manusia beribadah kepada Allah SWT, sang maha pencipta.

“Kalimat Lailahaillallah Muhammad Rasulullah, menjadi tinggi, kebenaran tegak, perbuatan baik dapat diamalkan serta dapat berjihad agar prinsip-prinsip Islam menjadi tegak, karena hanya dengan prinsip tersebut manusia dapat berada di bawah keamanan dan kedamaian,”ucapnya.

“Ikatan yang digunakan Islam untuk menyatukan para pemeluknya merupakan ikatan yang paling kokoh, tidak sama dengan ikatan yang lain, tidak seperti ikatan materi yang akan habis jika memang sudah habis pendorongnya dan yang akan habis jika tidak dibutuhkan lagi,”kata dia, dalam ceramahnya, didua desa tersebut, kemarin.

Dikatakan, ikatan yang paling kuat, lebih kuat daripada ikatan darah, ikatan warna kulit, ikatan bahasa, ikatan tanah air dan ikatan maslahat materi dan ikatan lainnya.

“Ia adalah ikatan iman, dimana kaum mukminin berkumpul. Dengan ikatan iman kaum mukmin dapat bersaudara, bahkan lebih kuat daripada persaudaraan senasab, sebagaimana Allah ta’ala berfirman, dalam surat Al Hujurat ayat 10 berbunyi, Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara,”ujarnya.

Di samping itu, tabiat iman adalah selalu bersatu dan tidak berpecah belah, satu sama lain saling menguatkan, sebagaimana hadits nabi, orang mukmin bagi mukmin lainnya seperti satu bangunan, yang satu menguatkan yang lain,”jelasnya.

Diungkapkan, perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal rasa cinta dan sayang, serta saling mengasihi seperti sebuah jasad, apabila anggota badan yang satu sakit, maka yang lain ikut merasakan sakit dengan demam dan tidak bisa tidur.

“Secara sederhana, Islam menuntut penganutnya untuk senantiasa cinta terhadap perdamaian, tunduk pada ketentuan-ketentuan Allah, yang akan membawa pada keselamatan dunia dan akhirat. Perdamaian adalah kebutuhan paling dasar bagi seluruh umat manusia. Perdamaikan meniscayakan terciptanya rasa aman dan tenteram. Hal itu menjadi prasyarat mutlak terselenggaranya kehidupan yang baik. Tanpa itu, manusia tak akan mampu melaksanakan tanggung jawab kekhalifahannya,” papar  KH Hendra.

Ia menuturkan, terdapat empat prinsip keislaman yang harus terus-menerus berusaha dihayati dan diamalkan agar dapat terwujud kemaslahatan di tengah-tengah manusia yang hidup di tengah kodrat pluralitas.

“Empat prinsip keislaman itu yakni sikap tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), tawazun (harmoni), dan ta’adul (adil). Keempat prinsip tersebut mendorong seorang muslim menjauhi sikap fanatik dan ekstrem, memiliki paradigma keagamaan yang inklusif, agar dapat hidup secara damai di tengah realitas perbedaan yang ada,”tuturnya.

Diungkapkan, konflik yang kerap terjadi dengan berbagai motif, bukan untuk disesali dan ditangisi, tetapi untuk diupayakan kembali berdamai dalam bingkai keimanan dan persaudaraan.

“Hal itu hanya dapat terwujud ketika kita mampu berfikir konstruktif dan tidak mengedepankan arogansi kebenaran, serta mampu bersikap adil, dan menjadi rahmat bagi semua orang tanpa lagi perlu memandang agama, suku dan golongannya,” pesannya.

Sementara itu, baik Kepala desa Latu, Bachtiar Patty, dan Kepala desa Hualoy, Arief Hehanussa mengapresiasi, kedatangan Prof. KH. Hendra Umar Farid ditengah-tengah masyarakat kedua desa.

“Semoga kehadiran pak Kyai baik di Latu maupun di Hualoy, dapat meningkatkan rasa kasih sayang dan kedamaian bagi masyarakat dua negeri ini,”kata mereka. *CNI-03

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *