Sosok Widya Meritokrasi Iklim Demokrasi Maluku, Pemilihnya Naik Kelas

Politik
  • Melambungnya suara Widya Pratiwi menggeser Petahana DPR-RI dari Maluku, menunjukkan pemilih di bumi Raja Raja tergolong rasional.
  • Tindakan rakyat di bumi raja-raja dengan memilih Widya Pratiwi itu pada gilirannya menghasilkan demokrasi yang juga meritokrasi sebagaimana yang diinginkan bersama.***
    M. Fahrul Kaisuku | Penggiat Media Sosial dan Literasi 

CakraNEWS.ID- Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 baru saja dilewati 14 Februari 2024 lalu. Momentum memilih Presiden-Wakil Presiden, DPD, DPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten, meninggalakan kesan tersendiri bagi setaip warga Negara di seluruh provinsi.

Tak terkecuali di provinsi Maluku. Awal paragraph ini, saya mengingatkan, bahwa  mereka yang menggunakan hak demokrasi 14 Februari lalu karena kualitas kepemimpinan, kompetensi, dan integritas pemimpin ialah pemilih rasional. Sebaliknya, mereka yang menggunakan hak demokrasi karena ikatan-ikatan sosiologis seperti suku, agama, ras, golongan, atau organisasi serta politik uang ialah pemilih emosional.

Menarik tentu jika menilisik dan melakukan perbandingan Pemilu 2019 dan pemilu 2024 ini.

Umumnya, Pemilu 2024 lebih baik iklimnya dibanding tahun lalu. Paling utama, nyaris tidak tampak isu sara yang seperti tahun 2019.

Untuk wilayah Maluku, saya berani bilang, Kualitas Demokrasinya makin membaik. Maluku tidak terpengaruh dengan isu-isu murahan  sebagaiamana Pemilu 2019 lalu yang dipengaruhi isu 212, isu pendatang dan lainnya. Isu semacamnya memang ada, tapi tidak dominan, hanya dilakukan oknum yang merasa terancam digeser competitor.

Widya Pratiwi bisa dijadikan Hipotesa kesehatan demokrasi di Maluku. Melambungnya suara Widya Pratiwi menggeser Petahana DPR-RI dari Maluku, menunjukkan pemilih bumi Raja Raja tergolong rasional. Tindakan para rakyat bumi raja-raja dengan memilih Widya Pratiwi itu pada gilirannya menghasilkan demokrasi yang juga meritokrasi.

Kita semua tentu mendambakan iklim demokrasi yang demikian sebagaimana tertuang dalam UU sebagai landasan penyelenggaraanya.

Pemilihan dalam sistem demokrasi semestinya tidak hanya menghasilkan pemimpin dengan perolehan suara terbanyak, tetapi juga pemimpin dengan kompetensi dan integritas tinggi. Itu artinya demokrasi semestinya juga meritokrasi ketika pemilih memilih pemimpin mereka berdasarkan kualitas kemampuan dan integritas sang pemimpin, bukan karena kualitas-kualitas lain seperti suku, agama, ras, atau golongan.

Widya Pratiwi Menggeser Posisi Petahana DPR-RI dari Maluku

Wanita kelahiran Jakarta, 28 April 1970 itu merupakan sosok istri dari Gubernur Maluku, Irjen. Pol (Purn) Drs. Murad Ismail dan sering terlibat dalam sejumlah aksi perkembangan anak-anak dan mendukung kesehatan serta kesejahteraan perempuan di Maluku. Selain memiliki sejumlah aktivitas di bidang ibu dan anak.

Widya menjadi salah satu kontestan di Pemilu DPR-RI dapil Maluku 14 Februari 2024 lalu.

Perolehan suara sementara calon anggota DPR RI Dapil Maluku dari Partai Amanat Nasional,  Widya Pratiwi terus melaju. Perolehan suara ini dilansir dari real count sementara KPU dari laman pemilu2024.kpu.go.id tanggal 19 Februari 2024, pukul 10.00 WIB.

Berdasarkan hasil Real Count KPU, hingga Selasa pagi dini hari, Calon Legislatif untuk DPR RI diungguli oleh Istri Gubernur Maluku Widya Pratiwi dengan perolehan suara 32.109 Naik Menjadi 32.297.

Sementara itu, ditempat kedua perolehan suara DPR RI Dapil Maluku, Hendrik Lewerissa dari Partai Gerindra dengan jumlah suara 25.334 suara. Ditempat ketiga Mercy C Barends dengan 20.751 suara dan diurutan keempat, Saadiah Uluputy dengan perolehan suara 19.623 suara.

Sementara itu posisi kelima dan keenam bersaing ketat caleg DPR RI Partai Nasdem Abdullah Tuasikal 13.746 suara dan Caleg DPR RI Partai Demokrat Michael Wattimena    13.380 suara

Widya  diperkirakan raih kursi pertama DPR RI Dapil Maluku. Kemenangan Widya Pratiwi, menandakan kualitas Demokrasi Maluku Naik Kelas. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *