Upgrading Kualitas SDM Berlandaskan Nilai-Nilai Islam

Pendidikan

CakraNEWS.ID– Manajemen sumber daya manusia menurut Islam adalah semua kegiatan yang mengatur sumber daya manusia dan bertujuan untuk beribadah kepada Allah bukan untuk yang lainnya. Dengan adanya rasa menerima amanah dari Allah maka kemampuan yang dimiliki akan ditingkatkan dan dilakukan dalam rangka menjalankan amanah yang diembannya. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Ash-Shaff ayat 4.

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”

Berdasarkan surat Ash-Shaff ayat 4, Allah menjelaskan mengenai konsep-konsep manajemen dalam berorganisasi, bekerja dalam sebuah barisan yang teratur dan kokoh, bahwa Allah SWT menyukai mukmin yang berjuang dalam sebuah bangunan yang kokoh. Ciri dari bangunan yang kokoh adalah seluruh komponen di dalamnya saling menguatkan satu dengan yang lain. Pada intinya manajemen sumber daya manusia (MSDM) menurut Islam tetap mengacu pada pencapaian kesejahteraan yang diridhoi oleh Allah bagaimanapun caranya.

Hancurnya ekonomi sosialis dan krisis multidimensi yang ditimbulkan oleh ekonomi kapitalis merupakan isyarat dan peringatan Allah swt kepada manusia untuk kembali kepada syariat-Nya. Ekonomi Islam/syariah merupakan alternatif dan solusi terhadap masalah-masalah ekonomi yang terjadi dulu, sekarang dan masa yang akan datang. Bahkan, Ilmuwan barat menyatakan bahwa makna spiritualitas lebih tinggi dari agama, bagi mereka spiritualitas dalam bekerja bukanlah agama, namun lebih pada hubungan yang dimiliki seseorang dalam bekerja dengan kehidupan pribadi dan jiwanya, dan menyangkut sesuatu yang universal, yaitu nilai dan makna kehidupan.

Bagi umat Islam, pengertian spiritualitas terkait erat dengan konsep Ketuhanan yang memiliki nilai dan makna yang justru lebih universal menjangkau dunia hingga akhirat. Dalam Islam, manajemen berbasis spiritual adalah manajemen yang berbasis Ketuhanan, dengan fondasi Tauhid, Syariah dan Akhlak, sehingga lebih komprehensif dan universal dalam pengertian yang hakiki. Menurut Dr. Jaribah bin Ahmas Al Haritsi mengemukakan tentang pengembangan kualitas sumber daya manusia ada beberapa cara yaitu :

  1. Tazkiyah dan Taklim
  2. Pelatihan dan Meraih Keterampilan
  3. Makanan
  4. Kesehatan
  5. Kepedulian Sosial

Betapa pentingnya pengelolaan suatu organisasi dengan baik, sehingga kebaikan ataupun keburukan pun harus memiliki pola struktur yang hasil akhirnya adalah mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun dalam hal ini, Islam juga mengatur aspek – aspek dalam meningkatkan kualitas SDM, agar lebih baik yaitu :

Yang pertama, Perencanaan tenaga kependidikan. Dalam hal ini ada dua poin penting yang diperhatikan: pertama, planning and forcesting (perencanaan dan peramalan), dan kedua, analyzing the jobs in the organization ( analisis pekerjaan yang ada dalam organisasi).

Yang Kedua, Rekrutmen, seleksi dan penempatan. Dalam hal ini rekrutmen adalah proses pencarian calon karyawan/pelamar yang mampu untuk dipekerjakan. Tujuan utama dari proses rekrutmen adalah mendapatkan orang yang tepat dan berkualitas untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan. Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 55.

قَالَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَاۤىِٕنِ الْاَرْضِۚ اِنِّيْ حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ

 “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.”

Lalu ada seleksi yang merupakan serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah si pelamar diterima atau tidak sesuai dengan kualifikasi yang ada dalam uraian jabatan. Dalam tahap seleksi, penilaian terhadap kinerja calon karyawan harus dilakukan secara adil/sama terhadap yang lainnya dan kriterianya juga harus adil. Tujuannya adalah untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas dan potensial, jujur, berdisiplin, serta dapat bekerja sama, baik dengan atasan atau bawahan maupun dengan rekan lain. Seperti firman Allah dalam surat Al-Qashash ayat 26.

قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْاَمِيْنُ

 “Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya”

Keunggulan fisik, intelektual, serta kejujuran adalah kriteria penting yang harus digunakan dalam seleksi, agar sumber daya manusia terjamin penggunaannya secara efektif dan efisien. Kemudian yang tidak kalah penting penentuan persyaratan, penempatan harus mengacu kepada tuntutan job atau pekerjaan yang akan dilaksanakan, serta orang orang yang ahli dan berkompetensi dalam bidangnya, bukan pada sebaliknya. Seperti firman Allah dalam surat Q.S. Al Baqarah: 247.

 وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اللّٰهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًا ۗ قَالُوْٓا اَنّٰى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ اَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِۗ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهٗ بَسْطَةً فِى الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۗ وَاللّٰهُ يُؤْتِيْ مُلْكَهٗ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“Dan nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi) menjawab, “Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik.” Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Yang ketiga, Pelatihan dan Pengembangan. Pelatihan sendiri diartikan sebagai proses melatih karyawan baru atau karyawan yang akan memperoleh penempatan baru dengan keterampilan dasar yang diperlukannya untuk melakukan pekerjaan Allah menjelaskan bahwa dalam melakukan pelatihan dan pengembangan terhadap tenaga kerja, hendaklah melalui hikmah yaitu perkataan yang tegas dan benar yang bisa membedakan antara yang hak dan yang bathil. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125.

 دْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”

Yang keempat, Penilaian kinerja dan kompensasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja, dan sasaran yang menjadi obyek penilaian kinerja adalah akhlak, kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau yang dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan dilakukan secara berkala. Allah memerintahkan bagi setiap pemimpin untuk melakukan penilaian kinerja, dan penilaian kinerja harus dilakukan secara adil. Seperti firman-Nya dalam surat At-Taubah ayat 105.

 وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ 

“Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

 alu ada dengan kompensasi, kompensasi sendiri merupakan sesuatu yang diberikan kepada tenaga kerja sebagai tukaran atas kontribusinya kepada perusahaan. Dalam Islam, kompensasi atau kesejahteraan mendapat perhatian yang besar. Upah yang diberikan didasarkan pada tingkat kebutuhan dan taraf kesejahteraan masyarakat setempat. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat AlAhqaf ayat 19.

 لِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۚ وَلِيُوَفِّيَهُمْ اَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

 “Dan setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan balasan amal perbuatan mereka dan mereka tidak dirugikan.”

 Yang kelima atau terakhir Motivasi dan produktivitas kerja. Motivasi merupakan keadaan internal individu yang melahirkan kekuatan, kegairahan, dinamika dan mengarahkan tingkah laku pada tujuan. Faktor yang terpenting dalam produktivitas kerja, salah satu dengan motivasi kerja, motivasi kerja dalm islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk status, apalagi untuk mengejar kekayaan dengan segala cara, tetapi untuk beribadah. Bekerja mencari nafkah merupakan  hal yang istimewa dalam pandangan islam.

Disini kita dapat melihat banyak cara dalam meningkatkan kinerja karyawan khususnya bagaimana cara islam dalam mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia sesuai dengan ajaran atau apa yang ada dalam Kitab Suci Al Qur’an, semoga kita menjadi SDM yang unggul dan  bermanfaat bagi sesama umat. Karena  Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (H.R. Bukhari). ***

Penulis: Ricco Faris Barraq – Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.
Isi diluar tanggung jawab redaksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *