Wattimena: Penataan Pasar Mardika Berdasar Rasa Kemanusiaan, Konsep Papalele Square Rawat Nilai Budaya

Adventorial News

Ambon, CakraNEWS.ID– Dalam momentum 100 hari kerja Pemerintah Kota Ambon, Walikota Bodewin M. Wattimena menegaskan bahwa penataan Pasar Mardika dilakukan berdasarkan rasa kemanusiaan untuk kesejahteraan bersama. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara eksklusif bersama Stasiun TVRI Maluku pada Jumat (30/05).

Menurut Wattimena, pemerintah kota tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bertugas memaksimalkan seluruh potensi yang ada untuk menyelesaikan persoalan kota.

“Ini bukan soal pemerintah sebelumnya tidak berhasil, tapi kita bersyukur karena kini kita punya gedung pasar baru yang lebih representatif,” ujarnya.

Sebelum melakukan penataan, pemerintah melakukan koordinasi berkali-kali, bahkan puluhan kali, dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk Pemerintah Provinsi melalui dinas terkait.

“Ambil keputusan bahwa ini harus dilakukan, pendataan harus dilakukan, untuk kebaikan kita bersama,” tambahnya.

Dipaparkan, bahwa tujuan utama penataan adalah menciptakan pasar yang tertib, teratur, dan bersih.

Wattimena menyoroti bahwa pedagang yang selama ini berjualan di badan jalan atau di dalam area pasar seringkali dieksploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan pungutan biaya yang luar biasa besar.

“Akibatnya, mereka harus menaikkan harga jualan dan memecah produk seperti kangkung atau bayam menjadi ikatan kecil agar mampu membayar pungutan liar tersebut. Mereka betul-betul dieksploitasi luar biasa,” jelasnya.

Sebagai solusi, pemerintah mengusulkan pedagang pindah ke Gedung Putih, gedung baru yang aman dari pengungutan liar.

Selain itu, Wattimena menyampaikan rencana pembangunan pasar Papalele, atau Papalele square.

“Menghidupkan warisan budaya dan kearifan lokal. Kita buka lagi nanti pusat kuliner malam sekaligus tempat parkir yang layak” jelasnya.

Terkonsep, pemkot Ambon berencana akan reklamasi kawasan itu untuk pasar Papalele sekaligus dibuatkan parkiran terpusat.

Kedepan, akan menjadi pusat berjualan baru dan menghidupkan kembali nilai budaya lokal dengan penjulanya berkebaya seperti dulu.

“Konsep ini sudah siap untuk dieksekusi tahun depan, menyediakan tempat berjualan yang teratur, kawasan yang menghidupkan nilai-nilai budaya, sekaligus area parkir agar tidak lagi ada pedagang yang berjualan di jalan,” ujar Bodewin.

Walikota juga mengajak masyarakat akademisi untuk ikut merancang konsep kota secara ilmiah guna menghadapi tantangan sosial dan ekonomi Kota Ambon ke depan.*** CNI-04

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *