Musaad: Wujudkan Pemilu Damai Untuk Ekspresi Beragama Yang Positif

Pemerintahan

Maluku, CakraNews.ID-  Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Maluku, Fesal Musaad, mengtakan tanggal 17 April 2019 ini, Bangsa Indonesia melaksanakan Pemilihan Umum, Pileg dan Pilpres. Dan perluh dipahami bersama bahwa kita sering pemilu dan sesungguhnya masih banyak pekerjaan lain yang sangat penting.

“Untuk itu saya sarankan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kita selalu siap berbeda pendapat dan berbeda keinginan. Kita harus ingat bahwa beda itu tidak selalu identik dengan musuh. Perbedaan di antara kita adalah anugerah, given dan pemberian Tuhan. Ibu dan Bapak kita saja beda. Tuhan ciptakan kita semua dari Adam dan Hawa adalah juga beda.  Jadi kalau ada perbedaan hadapi dengan rileks dan santai, jangan anggap perbedaan itu lawan atau musuh. Kalau perbedaan itu dianggap lawan atau musuh, berarti kita sudah tidak waras dan kita sudah keluar dari fitrah kemanusiaan,” ujar Musaad, via sms Whatsapnya, Minggu (14/4/2019) malam.

Fesal menuturkan, hakikat agama adalah menjunjung tinggi harkat dan derajat manusia dan kemanusiaan.

Untuk itu menjelang Pemilu, Pilpres dan Pileg saya berpesan agar setiap kita melaksanakan lima hal, yakni pertama; terus menjaga pengamalan nilai agama dalan bingkai NKRI.

“Saya mengajak tokoh dan umat untuk mengembalikan fungsi agama sebagai pemersatu hubungan persaudaraan antar sesama manusia. Saya mengharapkan agar rumah ibadah, simbol agama dan ritual keagamaan tidak dicampuri dengan aktivitas politik yang sifatnya pragmatis. Mari bersama sama tolak politisasi rumah ibadah dan terus memperbanyak ceramah ceramah agama yang sejuk kepada masyarakat,” paparnya.

Kedua, kata Fesal, tebarkan kedamaian dengan terus mengedepankan moderasi beragama atau pemahaman agama yang moderat tidak ekstrim kiri dan kanan.

Kedamaian harus kita tebarkan atau sebarluaskan di lingkungan masyarakat, keluarga dan lingkungan tempat kita bekerja atau dimanapun kita berada.

Ingat bahwa damai dan kedamaian adalah pesan utama setiap agama atau inti dari ajaran agama pada hakikatnya adalah menebarkan kedamaian.

“Ketiga; lawan informasi bohong  sebagai wujud pengamalan nilai agama. Manusia menjadi produk informasi, kadang informasi keliru atau hoax disebarkan tanpa berpikir akibatnya dan tanpa berpikir dosa yang dilarang oleh agama. Untuk itu mari terus menata nalar agar kita senantiasa berdiri di atas kebenaran. Saring informasi baru shering, tidak telan hoax mentah mentah dan disebarkan,  tidak ikut mensher berita berita bohong yang merugikan kita,” akuinya.

Keempat, singkat Fesal, arahkan energi menjadi positif. Energi kita jangan habis berpikir tentang pemilu, atau caci mencaci dan ujaran kebencian, tetapi energi harus kita arahkan untuk aktivitas yang positif dan kreatif dan bermanfaat.

Dan kelima; terus bumikan kearifan lokal orang Maluku yang sangat relegius dan moderat seperti pela gandong, potong dikuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, sagu salempeng dibagi dua, ain ni ain atau kita saling memiliki, hiti hiti hala hala atau ringan sama dijinjing berat sama dipikul, manut anmehe tilur atau kita semua berasal dari satu moyang, kalwedo dan masih banyak kearifan lokal yang merupakan warisan nenek moyang yang berperan sebagai pagar keberagaman.

“Kedepankan lima hal tersebut, saya yakin dan percaya Pemilu akan berlangsung sukses, aman dan damai untuk   Indonesia yang lebih sejahtera, adil dan makmur.  Mari wujudkam Pemilu damai di bumi Maluku tercinta,” pungkasnya. (CNI-04)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *