Nasi Kebuli Kambing dan Ayam, Makanan Sultan Arab Harga Terjangkau di Ambon

Adventorial Cafe & Resto Community Traveling

Hubungi nomor ponsel 0821-8871-2775 atas nama owner atau bisa pesan langsung melalui layanan grab food.

Ambon, CakraNEWS.ID– PARA pecinta kuliner pasti tidak asing dengan Nasi Kebuli, hidangan ala Timur Tengah yang populer di Indonesia. Hidangan nasi ini berwarna kekuningan, bercita rasa gurih dengan aroma rempah-rempah yang khas dan disajikan dengan daging kambing. Penyajian Nasi Kebuli yang sangat kental dengan budaya Arab tak ayal membuat banyak orang mengira asal-usul Nasi Kebuli bukanlah dari Indonesia.

Faktanya, ada sejarah panjang di balik Nasi Kebuli yang berhubungan erat dengan masuknya budaya Timur Tengah di Indonesia melalui Jalur Sutra.

Bicara Jalur Sutra tak terlepas dengan kawasan timur Indonesia yakni Provinsi Maluku. Hubungan keduanya adalah, Maluku memiliki kelimpahan nikmat rempah-rempah yang tentu untuk menjadikan cita rasa salah satu hingan istimewa ini, yakni nasi Kebuli.

Khususnya di kota Ambon, Nasi Kebuli belum begitu ramai ditemui di rumah-rumah makan. Pasalnya, makanan khas ini masih berlabel sultan atau hanya akan di hidangkan diacara-acara besar.

Namun kini, masyarakat Maluku khususnya kota Ambon sudah tidak perlu lagi kepayahan untuk memanjakan lidah mencicipi kuliner yang satu ini.

Terletak dikawasan pelabuhan kecil atau Slamet Riyadi, Jalan Pantai Mardika, Kantin Rezoe menyediakan paket nasi Kebuli dengan harga pas di kantong.

Rere selaku owuner Kantin Rezoe mengaku, paket nasi Kebuli yang dijualnya menyesuaikan kantong masyarakat.

Sehingga perpaket (sudah lengkap) per-Satu orang dibuka dengan harga 50.000 (lima puluh ribu rupiah) untuk daging Kambing. Untuk daging ayam sebesar 45.000 (Empat Puluh Lima Ribu Rupiah) .

Paket Sedang untuk porsi per-Lima orang dengan harga 250.000 (Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) untuk daging kambing. Untuk daging ayam sebesar 225.000 (Dua Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah).

Paket jumbo per-Sepuluh-an orang dibuka dengan harga 500.000 (lima ratus ribu rupiah) untuk daging Kambing. Untuk daging Ayam sebesear 450.000 (Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

 

Selain Nasi Kebuli yang diunggulkan dalam special menu, ada juga special menu lainnya seperti Nasi Liwet Ayam dengan harga 35 ribu, Nasi Liwet Ikan Pindang 35 ribu, dan Nasi Liwet Cumi Goreng 35 ribu.

Selain menu special, Kantin Rezoe juga menyediakan Nasi Goreng Ayam, Nasi Goreng Ikan Pindang, Nasi Tuna Panggang Sambal Matah, Nasi Tuna Panggang Sambal Ijo, Nasi Tuna Geprek Sambal Matah, Nasi Tuna Geprek Sambal Ijo, Nasi Ayam Lalapan dan Nasi Ikan Pindang Goreng. Harga bervariasi dari 20 Ribu Rupiah sampai 35 Ribu Rupiah.

Kantin Rezo juga menyediakan aneka snack ala orang Maluku, seperti Singkong/Kasbi goreng, Pisang goreng Original, Pisang Goreng Coklat Keju, Sukun Goreng, Cireng Goreng dan Bakwan Goreng.

Layaknya semi resto pada umumnya, minuman yang sediakan berupa, Es Lemon Tea, Es Kopi Coco Rezoe, Good Day Capucino, Alpukat, Buah Naga, Manggo, Jus Tomat, Lemon Squash, Mil Shake Taro, Raibow Squash dan White Coffe.

Untuk pesan antar dikenakan biaya pengantaran dengan harga normal (harga lokal) per tarif perjalanan sesuai jarak. Kantin Rezoe menerima pesanan catring untuk kebutuhan acara khitanan, nikahan, agenda resmi pemerintahan hingga bokingan/reservasi kedai.

Hubungi nomor ponsel 0821-8871-2775 atas nama owner atau bisa pesan langsung di grab food.

Datang dan nikmati paket sepcial Kanti ln Rezoe. Rasakan sensi petualangan kuliner dengan racikan yang kaya rempah yang tentu menyehatkan serta mengenyangkan.

Dari Mana Asal-usul Nasi Kebuli ?

Bermula dari dibukanya Terusan Suez pada tahun 1862, para pedagang dari Hadramaut, Yaman, atau disebut juga kaum Hadrami, berbondong-bondong hijrah ke arah timur menuju nusantara untuk berniaga dan berdakwah.

Dilansir dari berbagai sumber, kaum Hadrami sempat singgah lama di Gujarat, India sebelum masuk ke nusantara. Sebagai pendatang, kaum Hadrami tentu berinteraksi dengan budaya sekitar dan melakukan penyesuaian. Pada masa ini, mereka mulai mengganti kebiasaan makan yang awalnya mengkonsumsi roti gandum sebagai makanan pokok menjadi nasi basmati khas India.

Kemudian, kaum Hadrami melanjutkan perjalanan mereka menggunakan kapal-kapal dari Gujarat untuk sampai ke Pulau Jawa pada akhir abad ke-19. Mereka berdagang dan berdakwah, memperkenalkan tidak hanya agama tetapi juga budaya Timur Tengah ke penduduk lokal. Para pedagang pria Hadramaut yang kebanyakan datang tanpa pendamping perempuan pun menikahi penduduk asli sehingga terjadi peleburan budaya arab dan melayu, termasuk diantaranya adalah budaya kuliner.

Mirip dengan yang terjadi di Gujarat, kaum Hadrami tetap mengonsumsi makanan yang sesuai dengan selera lidah mereka (Ulung dan Deerona, 2014). Namun, mau tidak mau, mereka harus menyesuaikan dengan budaya dan ketersediaan bahan makanan di daerah sekitar. Proses akulturasi budaya kuliner arab dan nusantara ini menghasilkan hidangan lezat yang kita kenal sebagai Nasi Kebuli.

Nasi Kebuli adalah nasi yang dimasak menggunakan kaldu daging dan susu kambing, minyak samin, serta rempah-rempah khas Indonesia seperti kapulaga dan cengkeh. Secara karakter, Nasi Kebuli mendapatkan pengaruh besar dari Nasi Mandi dari Hadramaut.

Hidangan Nasi Kebuli pun menjadi populer dan banyak dikonsumsi di kampung-kampung Betawi peranakan Arab dan menyebar ke penjuru Indonesia. Jejak Nasi Kebuli bisa ditemukan di buku Lajang Panoentoen Bab Olah-olah yang ditulis oleh RA Kardinah, adik dari RA Kartini, berisi resep-resep yang gemar dimasak oleh RA Kartini dan keluarga. Bisa disimpulkan bahwa Nasi Kebuli menjadi salah satu makanan favorit para bangsawan Jawa di abad ke-20.

Dilatar belakangi peleburan budaya kaum Hadrami yang datang ke Indonesia untuk berdakwah, Nasi Kebuli menjadi menu populer pada perayaan-perayaan keagamaan Islam. Dalam budaya Betawi sendiri, Nasi Kebuli menjadi hidangan wajib saat perayaan Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, Nasi Kebuli juga pernah menjadi menu pilihan Presiden Jokowi dan pihak Istana Negara saat menyambut tamu kehormatan negara dari Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Hidangan asli Indonesia ini dipilih karena memiliki citarasa yang mirip dengan hidangan-hidangan di Timur Tengah.

Dari ulasan seputar asal-usul Nasi Kebuli kali ini, kita bisa menyimpulkan bahwa hidangan lezat ini berasal dari Indonesia dan merupakan hasil akulturasi budaya Arab dan nusantara. Karenanya, kita masih bisa merasakan dan mencium aroma khas makanan Timur Tengah pada Nasi Kebuli. Selain itu, Nasi Kebuli memiliki rasa kapulaga yang dominan sebagai pembeda dari Nasi Biryani yang berasal dari Asia Selatan.

Saat ini, Nasi Kebuli sudah berkembang menjadi beberapa macam menu yang bahannya sudah disesuaikan dengan selera lokal masyarakat Indonesia. Seperti nasi kebuli ayam, nasi kebuli sapi, nasi goreng kebuli, dan banyak lagi. Kalau kalian penasaran terhadap rasa nasi kebuli, Explorasa sudah menyediakan berbagai resep nasi kebuli dan rekomendasi tempat makannya. *** CNI-04

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *